SOLOPOS.COM - Ahok saat menghadiri perayaan 1 juta KTP di Kantor Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, Minggu (19/6/2016). (Istimewa/@temanahok)

Pilgub DKI Jakarta semakin panas. Teman Ahok kembali digoyang dengan tudingan permainan data KTP yang dilontarkan mantan Teman Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Kesaksian mantan Teman Ahok membuktikan janji politikus PDIP Junimart Girsang semalam bahwa “akan ada berita dari internal Teman Ahok pada pukul 13.00 WIB”. Di antara kesaksian itu adalah soal “permainan” dalam urusan pengumpulan KTP dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Salah satu eks relawan Teman Ahok, Paulus Romindo, mengungkapkan salah satu modus permainannya dua mengaku sebagai salah satu penanggung jawab, dia pernah melakukannya.

“Karena dikejar target dan kami perlu tambahan uang serta tidak ada penjelasan yang jelas maka KTP yang kami kumpulkan kami dapatkan dengan bermacam-macam cara, antara lain menggunakan data KTP yang dikumpulkan untuk program KKS Jokowi, membeli dari oknum oknum kelurahan atau RT, barter KTP dengan sesama rekrutan Teman Ahok di wilayah lain, membeli KTP dari beberapa counter pulsa dan cara-cara yang lain,” jelas Paulus dalam jumpa pers di Kafe Dua Nyonya di Cikini, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Paulus mengaku, alasan uang menjadi sebab. Karena itu pengumpulan KTP dikebut dilakukan berbagai macam cara. “Dengan demikian maka sekian banyak KTP yang kami kumpulkan sebagian adalah KTP Ganda dan sebagian besar lagi tidak di berikan oleh pemilik KTP karena kesadaran mereka,” jelas dia.

Para eks relawan Teman Ahok ini menunjukkan SK serta kuitansi pembayaran. Selain Paulus, ada juga Richard, serta Dodi yang membeberkan soal Teman Ahok. “Untuk apa yang kami kerjakan, kami sebagai PJ [penanggung jawab] kelurahan dibayar per 140 KTP per pekan sebesar Rp500.000 atau Rp2.000.000 per pekan dan jika mencapai target 140 x 4 pekan yaitu 560 KTP maka kami diberikan bonus Rp500.000. Total PJ ada 153 orang,” jelas Paulus.

“Di atas kami ada yang disebut Koordinator Posko [Korpos] yang mengawasi kerja kerja kami. Korpos membawahi antara 5 hingga 10 PJ. Korpos dibayar oleh Teman Ahok Rp500.000 per bulan untuk tiap PJ di bawahnya. Kalau di bawah Korpos ada 5 PJ maka Korpos dapat Rp2.500.000 per bulan. Kalau 10 Pj maka korpos mendapat Rp 5.000.000 per bulan. Jumlah Korpos kami perkirakan ada 40 orang tersebar di 40-an kecamatan,” tutup dia.

Sejumlah mantan Teman Ahok yang dulunya adalah penanggung jawab di daerah Kamal, Jakarta Utara, tersebut memilih buka-bukaan dengan empat pertimbangan sebagai berikut:

1. Teman Ahok tidak demokratis dan transparan dalam keuangan. Kami tidak pernah diberitahu dari mana uang didapatkan dan berapa jumlahnya.
2. Teman Ahok menyampaikan beberapa hal yang tidak sesuai fakta dan bagi kami itu kebohongan pada orang banyak.
3. Kami takut tersangkut perkara korupsi dengan ramainya berita adanya indikasi uang Teman Ahok berasal dri aliran dana pengembang yang terkait dengan rencana reklamasi.
4. Hati nurani kami memaksa kami untuk secara terbuka menyampaikan kesaksian ini sebagai wujud permintaan maaf kami pada masyarakat.

Terkait keterangan mantan Teman Ahok ini, kubu Teman Ahok langsung memberikan respons. Melalui akun Twitter, mereka menyebut aksi mantan Teman Ahok tersebut justru bisa dipidana. Hal ini karena terkait pemalsuan data KTP yang seharusnya menjadi tanggung jawab relawan yang melakukannya.

“Sekelompok pemalsu ktp (yg sebenarnya rentan dipidana oleh yg pemiliki ktp), melakukan bunuh diri, krn mau dipolitisasi utk serang TA,” kicau akun Teman Ahok, Rabu.

Akun Teman Ahok pun segera mengeluarkan warning atas aksi mantan Teman Ahok ini. “Hati 2 penipuan atas nama Teman Ahok, atau yg mengaku Teman Ahok tapi malah utk jatuhkan TA. Relawan palsu.”

Teman Ahok menganggap hal ini sebagai serangan baru untuk membusukkan Teman Ahok. Untuk itu, mereka akan menggelar konferensi pers di Sekretariat Teman Ahok, Graha Pejaten, untuk menanggapi tudingan mantan Teman Ahok ini. “Ada serangan lagi utk membusukkan Teman Ahok. tapi alhamdulillah kecil sekali hehe. jam 3 kita press conference di sekretariat.”

Sebelumnya, dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan live TV One, Selasa (21/6/2016) malam, politikus PDIP, Junimart Girsang, memberi sinyal adanya keterangan pihak yang dia sebut sebagai “internal” Teman Ahok.

“Sekarang jam 11 [pukul 23.00 WIB], dalam hitungan 14 jam, akan ada berita baru, dari internal Teman Ahok sendiri,” kata Junimart semalam.

Pernyataan Junimart itu terkait dugaan aliran dana ke Teman Ahok yang sempat dia lontarkan di rapat kerja Komisi III DPR dengan pimpinan KPK pekan lalu. Dugaan yang sama juga dilaporkan Majalah Tempo edisi 20-26 Juni 2016.

“Saya menerima laporan ini sudah berkali-kali. Nara sumber saya ini suatu hari akan dibuka, dia sudah diperiksa KPK, di luar [Gedung] KPK,” kata Junimart soal sumber laporannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya