SOLOPOS.COM - Ahok yang tampil di TV Tiongkok, CCTV, 2015 silam. (Istimewa/Youtube)

Pilgub DKI Jakarta diramaikan calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Solopos.com, SOLO – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengungkapkan alasannya lebih memilih menjadi pejabat daripada berkarier sebagai pengusaha. Dalam wawancara dengan televisi Tiongkok, CCTV itu Ahok juga menceritakan kejadian Pilgub DKI Jakarta 2012 silam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ahok mengaku memperoleh banyak intimidasi ketika mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta 2012. Dia pernah diancam akan didatangi ribuan orang jika nekat mencalonkan diri.

“Ada seribu orang datang ke rumah saya. Saya tidak tahu mereka mau berbuat apa. Kalau saya lapor polisi dan ternyata tidak ada keributan tentu sangat menggelikan,” katanya dalam bahasa Mandarin. “Anak peremuanku 12 tahun bertanya kalau kita mati bagaimana pah? Saya katakan… kita akan pergi ke surga,” lanjutnya.

CCTV lantas menceritakan akhirnya gerombolan orang itu pergi tanpa berbuat apa-apa. Ahok akhirnya terhindar dari salah satu dari sekian banyak ancaman yang pernah dialaminya.

Dalam sesi wawancara yang sama Ahok juga menceritakan bagaimana dirinya bisa termotivasi masuk dalam dunia politik dan pemerintahan. Ahok menyebut ayahnya menjadi tokoh utama yang memotivasi dirinya.

Ayahnya menekankan kalau menjadi pengusaha punya uang Rp1 miliar hanya bisa membantu 2.000-an orang, namun kalau menjadi pemimpin dia bisa membantu orang lain lebih banyak lagi.

Seperti diketahui, warga keturunan Tionghoa seperti Ahok hanya berjumlah 2 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 225 juta orang. Kebanyakan dari warga Tionghoa itu dikenal menjadi pengusaha.

CCTV juga menceritakan, latar belakang Ahok sebagai warga keturunan Tionghoa bukan satu-satunya alasan dirinya banyak ditentang. “Ahok selain Tionghoa juga beragama Kristen,” ungkap CCTV yang menyebut Indonesia sebagai negara dengan mayoritas beragama Islam.

“Lalu bagaimana dia bisa menjadi Gubernur pertama di Indonesia yang berasal dari etnis Tionghoa?” tanya CCTV.

“Ayahku berkata sebaiknya kamu ada di pemerintah bukan pengusaha. Kalau kamu punya Rp1 miliar kamu hanya Bantu 2.000 orang kasih masing-masing Rp5.000 setelah itu uangnya habis. Kamu mungkin tidak punya uang segitu lagi untuk Bantu setiap bulan,” katanya menirukan perkataan sang ayah.

“Kalau kamu jadi pemerintah, kamu bisa membantu satu desa, satu pulau,” ungkapnya mengenang motivasi pertama menjadi pejabat daerah di Belitung Timur.

[Lihat: https://www.youtube.com/watch?v=y3xXlLurtIs]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya