SOLOPOS.COM - Bendera Indonesia dikibarkan sebagai juara ketiga bersma Korsel di Turnamen Piala Sudirman. JIBI/Rtr

Piala Sudirman 2015 telah berakhir, dengan juara tim Tiongkok. Capaian Indonesia hanya semifinal.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia gagal membawa pulang trofi Piala Sudirman 2015 setelah dikandaskan Tiongkok dengan skor 1-3 di semifinal, Sabtu (16/5/2015). Namun, semifinal dinilai sebagai capaian maksimal Tim Merah Putih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Manajer Tim Indonesia untuk Piala Sudirman, Rexy Mainaky, mengatakan seluruh pemain andalan Tanah Air telah berjuang semaksimal mungkin. Indonesia bahkan telah menurunkan skuad terbaik, yakni dengan komposisi ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tunggal putri Bellaetrix Manuputty, tunggal putra Jonatan Christie, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, serta ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun, Indonesia hanya mampu bermain hingga partai keempat.

“Semua pemain sudah melakukan yang terbaik. Babak-babak sebelumnya, semua tim yang melawan Tiongkok kalah 5-0 atau 3-0. Tapi kita bisa mencuri satu angka dan memberikan perlawanan sengit kepada mereka,” kata Rexy Mainaky, seperti dilansir badmintonindonesia.org, Minggu (17/5/2015).

Hendra/Ahsan menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mampu mencuri poin setelah mengalahkan juara Olimpiade 2012 asal Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng. Sementara itu, Bella yang turun di partai kedua, menyerah lebih awal karena terkena cedera lutut kiri.

Sektor tunggal putra pun menjadi titik terlemah Indonesia. Jonatan Christie kalah kelas saat berhadapan dengan pebulu tangkis nomor satu dunia, Chen Long.

“Kalau ketemu di final, Tiongkok pasti lebih tertekan. Ini menjadi pengalaman berharga buat Jonatan. Semoga dia bisa lebih baik lagi dalam pertandingan penting. Dan kalau Bella tidak cedera, dengan melihat percaya dirinya melawan Li Xuerui kemarin, saya yakin hasilnya bisa lain,” ucap Rexy.

Meski gagal merebut tiket ke final, Rexy menilai para pemain muda Indonesia telah menunjukkan perkembangan impresif. Dia yakin regenerasi atlet yang tengah digalangkan PBSI dapat membawa masa depan cerah untuk bulu tangkis Indonesia.

“Secara keseluruhan, dengan perpaduan tim antara pemain senior dan junior, tentu saja ini akan menjadi warning buat Tiongkok dan akan bagus ke depannya buat regenerasi Indonesia,” tambah dia.

Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan, pun tidak kecewa dengan capaian Indonesia di Piala Sudirman kali ini. “Intinya para atlet sudah berjuang mati-matian dan melakukan hal yang terbaik dari yang mereka bisa. Kaderisasi juga berjalan dengan baik. Piala Sudirman ini bisa dijadikan pengalaman dan pembelajaran serta tolak ukur pembinaan prestasi bagi para atlet dan pelatih,” kata dia.

Hal senada diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang mendorong PBSI mempercepat regenarasi atlet. “Tim bulutangkis Piala Sudirman kita sudah berjuang dan berusaha sekuat tenaga. Hasilnya seperti yang kita lihat. Karenanya kita akan terus mendorong PBSI untuk terus menyiapkan pemain-pemain junior agar regenerasinya cepat dan tepat?,” kata Imam, dilansir detiksport.

Imam berharap kegagalan ini menjadi motivasi Indonesia untuk berjuang lebih keras lagi. Dia menantang para pebulu tangkis Indonesia merebut medali emas Olimpiade di Rio ?de Janeiro, Brasil, tahun depan.  “Saya minta kepada PBSI untuk mengembalikan tradisi emas di Olimpiade Brasil 2016?,” sambung dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya