SOLOPOS.COM - Rombongan Bonek menjemur baju di kompleks Stadion Manahan Solo, Jumat (2/2/2018), (Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Babak delapan besar Piala Presiden 2018 digelar di Stadion Manahan Solo.

Solopos.com, SOLO — Hari masih gelap saat Yoga Pradana Fernando, 24, dan Niko Aditya Fernando, 17, meninggalkan rumahnya di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/1/2018) malam. Waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB. Tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya yang tertidur pulas, kakak beradik itu langsung menggeber sepeda motor menuju Terminal Purabaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rombongan Bonek menjemur baju di kompleks Stadion Manahan Solo, Jumat (2/2/2018), (Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Rombongan Bonek menjemur baju di kompleks Stadion Manahan Solo, Jumat (2/2/2018), (Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Setelah memarkir sepeda motor, mereka jalan kaki menuju perempatan jalan umum. Meski berada tak jauh dari terminal, mereka tidak sedang menunggu datangnya bus. Mata mereka tertuju pada truk-truk yang melaju di jalanan yang tak begitu ramai. Setelah menunggu sekitar 30 menit, mereka mendapatkan truk yang dicari. Truk itu memberikan tumpangan gratis menuju Mojokerto.

Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam, mereka turun di pinggir jalan raya di kawasan Mojokerto. Di pinggir jalan, mata mereka memperhatikan plat nomor truk yang melintas di jalanan. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya mereka menemukan truk berpelat nomor AB.

“Ya begitu lihat truk berpelat nomor AB, kami langsung memberi kode untuk meminta tumpangan. Pikir kami, truk ini menuju Jogja, jadi sudah pasti lewat Solo,” kata Yoga Pradana saat berbincang dengan Solopos.com di kompleks Stadion Manahan Solo, Jumat (2/2/2018).

Kakak adik itu merasa beruntung bisa diberi tumpangan gratis di kabin depan truk. Bahkan, sang sopir sempat mengajak kakak adik itu sarapan pagi dan memberi sebungkus rokok. “Katanya, dia malah senang karena ada teman ngobrol di perjalanan,” ujar Niko Aditya.

Jalur Estafet

Truk itu membawa Yoga dan Niko menuju Solo. Mereka tiba di simpang empat Manahan pada Kamis (1/2) pagi. Yoga dan Niko merupakan dua dari sekian banyak Bonek Mania yang memilih datang ke Solo tanpa modal uang. Mereka menyebutnya dengan istilah jalur estafet.

“Ada banyak suporter yang datang ke Solo dengan cara estafet. Ya yang penting nekat aja. Usahakan bisa sampai Solo dengan gratis. Urusan makan itu belakangan. Kalau harus naik bus, kami harus menyiapkan paling tidak Rp100.000/orang untuk pulang pergi. Padahal, masing-masing kami hanya membawa uang saku Rp50.000. Rp30.000 untuk membeli tiket nonton di stadion, sisanya Rp20.000 ya untuk makan,” jelas Yoga.

Tidak ada anggaran untuk menyewa penginapan. Mereka memilih menginap di Sekretariat Pasoepati di kompleks Stadion Manahan. Sebagian lagi, memilih menginap di emperan stadion. Di sekretariat, mereka ditemani banyak suporter dari tim lain seperti Sriwijaya FC dan Persija Jakarta. Mereka tidur beralaskan tikar.

“Tadi pagi uang sakunya sudah dipakai untuk beli sarapan. Tadi beli nasi dan sayur Rp4.000 untuk berdua. Makannya harus ngirit biat bekalnya cukup sampai pulang. Ya untungnya uang Rp4.000 bisa dibelikan nasi yang cukup mengenyangkan di Solo,” seloroh Niko menimpali.

Sebagai suporter, Yoga dan Niko ingin selalu hadir di belakang Persebaya Surabaya saat bertanding. Dia pun berharap tim kesayangannya itu bisa mengalahkan PSMS Medan sehingga bisa melaju ke babak semifinal Piala Presiden 2018.

“Di final Liga 2 musim lalu, Persebaya menang 3-2 atas PSMS Medan. Mudah-mudahan di pertandingan nanti, Persebaya bisa menang. Penting menang dulu, bagaimana pulangnya ke Sidoarjo ya dipikir nanti saja. Paling juga estafet lagi,” seloroh Yoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya