SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo Pasoepati saat beraksi di Stadion Manahan Solo. (JIBI/Solopos/Dok)

Piala Polda Jateng babak final leg I PSIS Vs Persis Solo akhirnya dibatalkan.

Solopos.com, SOLO – Kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati, harus kembali menelan kekecewaan. Kali ini kekecewaan timbul karena dibatalkannya laga final leg kedua Piala Polda Jateng yang rencana digelar di Stadion Manahan, Sabtu (11/7/2015) malam WIB.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Duel final leg kedua yang mempertemukan Persis dengan PSIS Semarang itu tidak jadi digelar karena tidak mendapat izin keamanan. Pihak Polda Jateng tidak memberi rekomendasi karena melihat laga ini rawan keributan menyusul bentrokan yang terjadi antarsuporter kedua tim saat laga final leg pertama di Stadion Jatidiri, Semarang, Selasa (4/7/2015).

Dalam keputusannya di Semarang, Jumat (10/7/2015) malam, pihak kepolisian sebenarnya siap memberikan izin final leg kedua digelar. Namun, mereka memberikan syarat laga digelar di tempat netral dan tanpa disaksikan penonton.

Janggal

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menilai keputusan itu cukup janggal. Sebab beberapa hari sebelumnya, Kapolda Jateng, Irjen Pol Nur Ali, juga berbicara di berbagai media siap memberikan izin pelaksanaan final leg kedua Piala Polda Jateng dengan disaksikan penonton.

“Kalau seperti ini kan aneh. Jangan-jangan ini karena strategi “gajah” yang takut kalah. Kalau tidak boleh disaksikan penonton harusnya keputusan ini diberikan kepada Panpel PSIS. Kan kerusuhannya terjadi di Semarang, bukan di Solo. Di Solo tetap aman, kenapa tidak boleh dihadiri penonton,” ujar Ginda saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (11/7/2015).

Ginda menambahkan berkat batalnya final leg kedua itu kelompoknya mengalami kerugian cukup banyak baik secara materi, waktu, pikiran maupun tenaga.

Maklum, semula Pasoepati memang berencana menyambut laga ini dengan penuh antusiasme. Berbagai koreografi disiapkan di setiap tribune. Selain itu, laga ini juga bakal disaksikan oleh puluhan ribu suporter berwarna merah-merah itu untuk memberi dukungan pada tim kesayangannya.

“Kalau ditanya berapa besarnya kerugian atas pembatalan ini saya enggak bisa menjawab. Tapi pastinya kami rugi besar baik tenaga, pikiran, waktu maupun materi.Rencana awal kami di setiap tribune akan ada koreografi. Tapi semuanya enggak jadi. Padahal semuanya sudah dipersiapkan sejak beberapa hari lalu,” imbuh Ginda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya