SOLOPOS.COM - Persis Solo-PSIS (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Piala Polda Jateng antara Persis Solo vs PSIS diakhiri dengan kericuhan. Persis Solo kembali gagal.

Solopos.com, SOLO – Rekor buruk Persis Solo atas PSIS Semarang sepanjang 2015 kian bertambah. Persis kembali gagal menundukkan perlawan PSIS setelah pada final leg kedua Piala Polda Jateng 2015 di Stadion Manahan, Solo, Kamis (30/7/2015), hanya mampu bermain 0-0.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ironisnya, kegagalan ini berujung pada keributan antarsuporter Persis di penghujung laga. Suporter kecewa karena Persis kembali gagal meraih kemenangan atas PSIS dalam pertemuan kali kelimanya sepanjang tahun ini. Padahal selama laga, skuat besutan Aris Budi Sulistyo (ABS) itu tampil cukup dominan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kekecewaan suporter itu, sempat ditunjukkan suporter dengan melempari gawang PSIS yang terletak di sisi selatan hingga menyebabkan laga sempat dihentikan pada menit ke-64. Puncaknya, kerusuhan terjadi pada masa injury atau tepatnya menit 90+1 setelah asisten wasit kedua atau hakim garis kedua, Sumanto, tergeletak di pinggir lapangan sisi timur sebelah utara akibat lemparan benda tumpul ke tengkuknya.

Entah apa alasannya, setelah insiden yang menimpa wasit asal Karanganyar itu, suporter di tribune B6 menyerang suporter di tribune B7. Insiden ini memang tak berlangsung lama karena dengan cepat oleh pihak keamanan.

Namun, kerusuhan itu berimbas pada aksi saling lempar antara tribune B6 dengan kelompok suporter lainnya, yang menempati tribune belakang gawang sebelah selatan. Bahkan keributan ini menjalar hingga ke luar stadion sebelum mampu diredakan oleh aparat keamanan. Akibat kerusuhan ini, laga pun harus dihentikan karena alasan force majeure.

“Sesuai dengan aturan, jika force majeure terjadi kurang dari 10 menit pertandingan berakhir, maka laga dinyatakan sudah selesai. Hasil yang digunakan adalah yang sebelum force majeure,” ujar Ketua Panpel Persis, Herry “Gogor” Isranto, saat dijumpai Solopos.com di sela-sela pertandingan.

Terpisah, Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Lutfi, menilai insiden ini sebagai bentuk euforia suporter. Ia menilai insiden hanyalah sebatas keributan kecil dan tidak perlu dibesar-besarkan. “Ini hanya insiden kecil. Enggak masalah. Ini hanya gesekan antarbeberapa suporter. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. hanya ada beberapa korban yang mengalami luka-luka saja. Pastinya kejadian ini berawal dari pelemparan suporter di tribune timur ke arah hakim garis,” ujar Lutfi.

Lutfi mengaku kondisi hakim garis Sumanto saat ini juga telah membaik. Meski pun, ia sempat pingsan dan harus dilarikan ke RS Dr Oen, Kandangsapi, Solo. “Sekali lagi ini insiden kecil. Setelah ini kami akan kembali melakukan koordinasi dengan Panpel dan suporter agar Stadion Manahan bisa kembali digunakan menggelar pertandingan. Kita sebagai warga Kota Solo tentu ingin kembali menyaksikan sepak bola,” imbuh Lutfi.

Terpisah, kubu PSIS melalui pelatihnya, M. Dhofir, menilai kericuhan yang terjadi lebih dikarenakan suporter Persis tidak bisa menerima hasil yang diraih timnya. “Keributan tadi saya kira lebih karena Persis sendiri. Suporter kecewa karena timnya kesulitan mencetak gol. Bukan karena tim kami,” ujar Dhofir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya