SOLOPOS.COM - Vincent Kompany (JIBI/REUTERS/Peter Nicholls)

Piala Liga Inggris diwarnai dengan kemenangan Manchester City.

Solopos.com, MANCHESTER – Apa yang membedakan Manchester City dan Arsenal pada final Piala Liga Inggris kemarin? Salah satunya City memiliki leader pada pertahanan mereka. Sementara Arsenal tidak memiliki pemimpin di barisan belakang yang membuat gawang mereka kebobolan tiga kali.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Pemimpin di barisan pertahanan City itu merupakan muka lama. Adalah Vincent Kompany yang mengawal tembok The Citizens, julukan City, pada babak pamungkas Piala Liga di Stadion Wembley, London, Minggu (25/2/2018) malam WIB. Bek sentral berusia 31 tahun tersebut tak hanya mengawal pertahanan timnya tetap solid. Kompany ikut menyumbangkan sebiji gol bagi kemenangan telak City 3-0 atas Arsenal sekaligus meraih trofi pertama mereka sejak dibesut Josep Guardiola.

Kompany pun melakukan selebrasi golnya pada menit ke-58 dengan meluap-luap. Selebrasi itu seolah mengingatkan kembali ketika dia merayakan golnya untuk City ke gawang Manchester United pada 30 April 2012. Itu menjadi salah satu gol penentu Derby Manchester di Etihad yang membuat The Citizens memimpin dalam perebutan gelar juara Liga Premier.

Pantas dipahami luapan kegembiraan Kompany saat merayakan gol tersebut. Defender asal Belgia itu telah mengalami masa sulit menembus skuat utama The Citizens sejak dipoles Guardiola.

Di era Guardiola, City menggelontorkan dana 140 juta poundsterling (Rp2,6 triliun) untuk membeli tiga bek sentral baru menggantikan Kompany. Mereka adalah Nicolas Otamendi, John Stones, dan terbaru Aymeric Laporte.

Selain harus bersaing dengan bek-bek baru yang didatangkan dengan harga mahal, Kompany berjuang memulihkan cedera. Padahal, sebelum itu dirinya merupakan sosok tak tergantikan sebagai penjaga benteng pertahanan Manchester Biru.

“Saya telah memberikan segalanya yang saya miliki, sederhana saja. Anda menjalani enam bulan dengan bekerja keras dan itu sepadan setelah Anda berada di sini [podium juara Piala Liga]. Setiap kesempatan yang Anda punya, Anda harus memanfaatkannya,” jelas Kompany, seperti dilansir Dailymail.co.uk.

Di saat kiper Joe Hart tedepak dari skuat dan gelandang bertahan Yaya Toure hanya menjadi pilihan kesekian Guardiola, Kompany terus mencoba bersaing ke starting XI. Dia pun menjadi pemain veteran yang berandil besar bagi City meraih gelar Piala Liga selain David Silva dan Sergio Aguero. “Mereka [pemain veteran City] membantu kami memahami apa arti sebenarnya klub ini,” puji Guardiola.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya