SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo yang menjadi peserta Piala Kemerdekaan beberapa waktu lalu. JIBI/Solopos/dok

Piala Kemerdekaan masih menyisakan utang. Panpel lokal menagih Tim Transisi agar segera dibayar.

Solopos.com, SOLO — Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Piala Kemerdekaan di Solo menagih janji Tim Transisi untuk melunasi tunggakan biaya operasional laga sekitar Rp350 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Panpel lokal Solo menghabiskan dana lebih dari Rp800 juta untuk menyelenggarakan delapan pertandingan penyisihan Grup C. Pengeluaran itu meliputi biaya sewa Stadion Manahan, keamanan, kebersihan, perlengkapan medis, hingga transportasi perangkat pertandingan.

Awalnya, Tim Transisi berjanji menanggung seluruh biaya operasional pertandingan dengan pembayaran rutin setiap laga. Namun, panpel hanya menerima kucuran dana senilai Rp150 juta yang dibayarkan masing-masing Rp50 juta pada tiga laga pertama.

Guna menutup biaya operasional utama, seperti sewa stadion dan jasa keamanan, panpel mengandalkan pemasukan dari hasil penjualan tiket pertandingan yang mencapai Rp325 juta.

“Hasil kotor dari penjualan tiket sekitar Rp400 juta tapi kalau dipotong biaya cetak tiket dan lain sebagainya ya hanya tersisa Rp325 juta. Sewa stadion, keamanan, dan kebutuhan utama lainnya sudah kami lunasi dari penjualan tiket dan sebagian dengan dana talangan,” ujar Ketua Panpel Pertandingan Solo, Herry “Gogor” Isranto, saat dijumpai wartawan di Balai Persis Solo, Selasa (22/9/2015).

Meski biaya operasional utama laga telah teratasi, sambung Gogor, panpel masih memiliki tanggungan untuk membayar honor pelaksana teknik pertandingan. Jasa para petugas yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan Piala Kemerdekaan di Solo itu baru bisa dibayar setelah dana dari Tim Transisi cair.

“Setiap pagi, saya sarapan pertanyaan dari para panitia terkait [pelaksana laga Piala Kemerdekaan] yang menagih honor. Mereka belum menerima bayaran lima kali laga, tapi kami bisa apa? Dana dari Tim Transisi memang belum cair,” ungkap Gogor.

Persoalan tunggakan pembayaran dana operasional laga dari Tim Transisi bukan hanya terjadi di Solo. Menurut Gogor, panpel Madiun yang juga bertindak sebagai salah satu tuan rumah babak grup Piala Kemerdekaan bahkan belum menerima dana sepeser pun dari Tim Transisi.

“Saya sudah komunikasi dengan beberapa tuan rumah lainnya. Madiun belum menerima dana sama sekali, Bantul juga belum [menerima dana] tapi mereka tidak terlalu memusingkan itu. Satu-satunya tuan rumah yang sudah menerima pembayaran lunas dari Tim Transisi hanya Serang,” beber dia.

Gogor mengaku telah beberapa kali menghubungi Tim Transisi untuk menagih pelunasan biaya operasional laga. Tim bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu sempat berjanji melunasi kekurangan biaya kepada panpel Solo paling lambat Sabtu (19/9/2015). Namun, hingga Selasa siang, janji tersebut tidak kunjung terpenuhi.

“Awalnya, kami memaklumi karena mungkin Tim Transisi menanti laga final Piala Kemerdekaan selesai. Tapi hari ini [Selasa] sudah sebulan sejak pembubaran panitia pertandingan di Solo dan dana belum juga turun. Mereka beralasan dana dari sponsor belum cair,” tutur Gogor. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya