SOLOPOS.COM - Piala Jenderal Sudirman (Twitter)

Piala Jenderal Sudirman 2015 menerapkan peraturan berbeda.

Solopos.com, JAKARTA – Piala Jenderal Sudirman 2015 memakai aturan yang berbeda dari turnamen-turnamen sebelumnya. Turnamen gagasan Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo itu tak mengenal hasil imbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Artinya jika kedua timbermain imbang di waktu normal, maka akan dilanjutkan dengan babak adu penalti. Peraturan itu berlaku sejak di babak penyisihan grup. Namun perolehan poin pun akan berbeda jika sebuah tim menang dari babak adu penalti.

Pertama, tim yang menang dari waktu normal akan mendapat poin tiga, sementara yang kalah tak mendapat poin. Sedangkan untuk tim yang menang dari adu penalti hanya akan mendapat dua poin, sementara tim yang kalah dari adu penalti masih bisa mendapat satu poin.

Peraturan seperti itu sempat digunakan di liga-liga dunia di masa lampau. Seperti yang dilakukan di Liga Jepang pada era 90-am serta Major Super League (MLS). Ketua penpel Piala Jenderal Sudirman, sekaligus CEO Mahaka Sports and Entertaiment, Hasani Abdul Gani, mengaku kalau mereka memang mengadopsi peraturan poin tersebut dari Liga-Liga terbaik di Dunia di waktu silam, termasuk Jepang.

Dia beralasan peraturan itu akan menyuguhkan permainan yang menarik dan berbeda. “Kami hanya ingin kompetitif. Dengan poin ini, pertandingan akan seru sampai akhir, dan akan terus menegangkan karena tak ada hasil imbang,” ujar Hasani seperti dilansir Detik.com, Kamis (12/11/2015).

“Penonton dipastikan akan puas. Laga tidak akan berhenti dalam kondisi non klimaks, setiap laga akan mencapai klimaks karena akan selalu ada pemenang,” lanjut dia.

Format poin yang digunakan di Piala Jenderal Sudirman terkait juga dengan pembagian match fee kepada masing-masing tim. Tim yang menang di waktu normal dan menang melalui penalti dapat hadiah yang berbeda.

Tim yang menang dalam waktu normal mendapatkan match fee Rp125 juta, sementara yang kalah hanya Rp75 juta. Sedangkan lewat adu penalti, tim yang menang mendapatkan hadiah uang sebesar Rp110 juta dan yang kalah mendapatkan Rp 90 juta.

“Dengan begitu, tidak hanya mengejar poin. Tapi tim harus kerja keras jika ingin mendapatkan match fee yang lebih besar, jadi persaingan lebih kuat,” imbuh Hasani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya