SOLOPOS.COM - Spanyol U-21 di Piala Eropa U-21 (Twitter)

Spanyol menjadi favorit juara Piala Eropa U-21 dan diunggulkan mengalahkan Jerman di final malam ini.

Solopos.com, KRAKOW — Spanyol U-21 bakal menyamai rekor Italia U-21 jika bisa mengalahkan Jerman U-21 pada babak final Euro U-21 2017 di Stadion Cracovii im. Jozefa Pilsudskiego, Krakow, Polandia, Sabtu (1/7/2017) pukul 01.45 WIB.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Sejauh ini, Azzurrini, julukan Italia junior, masih memimpin daftar tim paling banyak mengoleksi gelar juara Euro U-21, yakni sebanyak lima kali. Sementara Spanyol U-21 berada di urutan kedua dengan empat trofi, masing-masing pada 1986, 1998, 2011, dan 2013. Jadi, satu gelar lagi akan membawa La Rojita, sebutan Spanyol junior, sejajar dengan Italia sebagai tim tersukses sepanjang sejarah di turnamen ini.

Spanyol pun difavoritkan bakal mengalahkan Jerman di final. Selain karena menyandang status juara empat kali, La Rojita diperkuat sederet pemain berpengalaman yang membela klub-klub ternama Eropa. Di antaranya Marco Asensio (Real Madrid), Hector Bellerin (Arsenal), Gerard Deulofeu (AC Milan), Saul Niguez (Atletico Madrid), serta Sandro Ramirez (Malaga).

Perjalanan Spanyol ke final Euro U-21 sangat impresif. Tim polesan Albert Celades dan Santiago “Santi” Sanchez tersebut tampil agresif dengan mencetak 12 gol dalam empat pertandingan. Artinya, La Rojita mengemas rasio tiga gol per laga di Polandia, lokasi Euro U-21 2017.

Pada semifinal lalu, Spanyol menumbangkan tim favorit juara lainnya, Italia, dengan skor 3-1. Saul memborong tiga gol Spanyol sekaligus membuatnya memimpin perbutan Golden Boot (Sepatu Emas) pada turnamen ini dengan total lima gol. Dia unggul dua gol atas rekan setimnya, Asensio, dan pemain Portugal, Bruma, yang masing-masing mengoleksi tiga gol.

Media-media Spanyol menunjukkan optimisme tinggi pada pundak La Rojita menjelang duel final di Krakow. Media berbasis Madrid, AS, misalnya memasang headline dengan judul Jerman takut dengan Saul.

Sebaliknya, Jerman membawa pemain yang minim pengalaman. Apalagi, sebagian besar pilar pemain muda Jerman dibawa tim senior mereka ke Piala Konfederasi 2016 yang digelar di Rusia. Ketidakmatangan Jerman sangat terlihat ketika mereka menang adu penalti 2-2 (4-3) melawan Inggris di babak semifinal. Persoalan terbesar terjadi di barisan pertahanan.

Gawang Jerman kebobolan dua kali dari Inggris dalam waktu normal dan dua kali perpanjangan waktu. Untungnya, dalam adu tos-tosan, Jerman bisa menyingkirkan lawan mereka itu dengan keunggulan 4-3.

Meski menang adu penalti atas Inggris, kubu Jerman tak mau adu tos-tosan terulang di final melawan Spanyol. Der Panzer Junior mengalami peristiwa nahas kalah adu penalti pada final Olimpiade dari tuan rumah Brasil tahun lalu. “Di Rio [De Janeiro] sedikit berbeda karena ketimpangan jumlah fans, namun situasinya akan sama, kami menghadapi tim top. Saya tidak ingin kalah lagi di final, itu sangat tidak bagus,” jelas full-back Jerman, Jeremy Toljam, seperti dilansir uefa.com, Kamis (29/6/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya