SOLOPOS.COM - Upacara pembukaan Piala Eropa 2016. (REUTERS/Charles Platiau)

Piala Eropa kini mulai akrab dengan 24 tim peserta.

Solopos.com, PARIS — Suka atau tidak suka, sepertinya era Euro yang memakai format 16 tim benar-benar sudah berakhir. Otoritas sepak bola Eropa (UEFA) akan tetap memakai format 24 tim untuk turnamen terbesar di Benua Biru tersebut  berikutnya pada 2020.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Piala Eropa 2016 di Prancis merupakan Euro pertama yang memakai format 24 tim. Di Piala Dunia, format 24 tim sebenarnya pernah dipakai pada 1982-1994. Namun langkah menampilkan 24 kontestan di Euro banyak mendapat kritik dan tentangan dari sejumlah tokoh sepak bola ternama.

Dengan format 24 tim, itu berarti hanya delapan tim yang harus pulang terlebih dahulu dari fase grup. Hal itu membuat persaingan untuk lolos tidak sekompetitif ketika memakai 16 tim. Sebab tidak hanya juara dan runner-up grup yang bisa memastikan lolos ke fase knock-out. Empat tim peringkat ketiga terbaik di fase grup juga berhak lolos ke tahapan berikutnya.

Dengan format tersebut, sejumlah tim ikut ketiban untung. Seperti halnya Portugal yang memastikan lolos ke babak berikutnya meski tidak pernah menang dalam tiga pertandingan di fase grup. Cristiano Ronaldo dkk. hanya meraih hasil seri dalam tiga laga di Grup F dan lolos ke fase knock-out.

Pasukan Fernando Santos tersebut bahkan hanya menang sekali dalam enam laga di 90 menit. Sementara tim seperti Italia sudah memulai perjuangan dengan berat sejak fase grup dengan melawan Belgia, Swedia, dan Irlandia sebelum bertemu Spanyol di babak 16 besar dan Jerman di babak perempatfinal.

Meski demikian, UEFA sepertinya tidak jera dengan penggunaan format 24 tim. Otoritas sepak bola tertinggi Eropa itu akan menerapkan jumlah tim yang sama di Piala Eropa 2020, yang menurut rencana bakal digelar di 13 kota di beberapa negara.

“Keputusannya  adalah untuk melanjutkan 24 tim dan semua persoalan untuk 2020 dengan 24 tim. Namun komite yang berwenang [Komite Kompetisi Tim Nasional UEFA] akan mengakaji ulang tentang elemen-elemen perbedaan. Namun untuk 2020, kami akan tetap pakai 24 tim.  Untuk 2024, masih terbuka untuk didiskusikan karena ada plus dan minus untuk setiap format,” jelas Interim Sekjen UEFA, Theodore Theodoridis, seperti dilansir Eurosport.com, Minggu (10/7/2016).

UEFA bahkan pernah sempat berpikir untuk menaikkan jumlah peserta Euro, menjadi 32 tim. “Jika Anda bertanya kepadaku tentang 32 tim, saya yakin kami punya 32 tim yang sangat kompetitif di Eropa. Namun format 32 tim akan mematikan kualifiksi, jadi itu tidak imbang, Anda harus mempertimbangkan hal itu,” jelas dia, seperti dilansir Foxsports.

Lantas apa yang membuat UEFA begitu getol mempertahankan format 24 tim? Bisa jadi, perluasan jumlah kontestan itu dikarenakan untuk mendongkrak pendapatan turnamen. Dengan perluasan dari 16 tim menjadi 24 tim, UEFA mencetak rekor profit 830 juta euro (Rp12,04 triliun) dan pendapatan mencapai 1,93 juta euro (Rp27,9 triliun) untuk turnamen ini. Kenaikan itu bisa terjadi karena hak siar televisi semakin meningkat sejalan dengan penambahan laga-laga dalam format 24 tim. Kenaikan 34 persen pendepatan terjadi karena ada 20 laga tambahan, dibandingkan dengan Euro 2012 ketika memakai 16 tim yang hanya memainkan 31 pertandingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya