SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di komplek Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2023). Meskipun FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, proses renovasi stadion Manahan Solo masih tetap berjalan dan telah mencapai 90 persen. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nym).

Solopos.com, SOLO — Pemilik perusahaan sepatu lokal Pro Warrior Shoes, Wahyu Wiji Nugroho, menyayangkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia, termasuk di Stadion Manahan Solo.

Mengingat, hal tersebut menghilangkan kesempatan pelaku industri olahraga untuk belajar mempersiapkan event internasional besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kecewa, seharusnya kami bisa belajar mengadakan event besar seperti ini apa saja yang disiapkan, standarnya seperti apa, tetapi malah tidak jadi dilaksanakan di Solo,” papar Wiji saat ditemui Solopos.com, Jumat (31/3/2023).

Wiji menjelaskan ekosistem sport tourism dan MICE khususnya di Solo masih perlu banyak pengawasan dan evaluasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Meski begitu, renovasi Stadion Manahan Solo dan beberapa lapangan sepak bola di Solo bagi Wiji membuat Solo selangkah lebih siap dalam membangun ekosistem sport tourism.

Wiji mengatakan, perlu 3A untuk membangun wisata olahraga, antara lain atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Stadion dan lapangan yang berstandar FIFA tentunya memenuhi aksesibilitas Kota Solo untuk membangun ekosistem sport tourism.

Harapannya setelah ekosistem semakin terbentuk dan lebih banyak event besar berskala nasional maupun internasional, pasar MICE akan tercapai lebih optimal di Solo.

Wiji mengatakan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 juga memberi efek domino ekonomi kepada masyarakat dan memukul kondisi sosial budaya masyarakat, termasuk wilayah Solo.

Dia juga mengkhawatirkan psikologi pemain timnas beserta jajaran pelatih yang sudah mempersiapkan diri bertanding di Piala Dunia U-20 tetapi harus menghapus mimpi mereka.

Sementara itu, Marketing Communication (Marcom) salah satu perusahaan event organizer (EO) di Solo, Kurniawan, mengatakan sampai pekan ini sebelum pengumuman resmi FIFA rilis, belum terasa animo Piala Dunia U-20 di masyarakat dan pelaku EO.

“Sampai Rabu (29/3/2023) kemarin belum terasa animo dan keramaian persiapan acara Piala Dunia U-20 2023 oleh para pelaku EO,” papar Kurniawan saat dihubungi Solopos.com, Jumat (31/3/2023).

Kurniawan juga mengatakan, saat ada event besar penyelenggara utama biasanya dari Jakarta yang kemudian mengarahkan para EO lokal di daerah tujuan agar mampu bersinergi.

Menurut Kurniawan, hingga pengumuman pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 diturunkan, belum ada kabar resmi bagaimana pengaturan pekerjaan para pelaku EO lokal di Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya