SOLOPOS.COM - Bek Argentina, Facundo Roncaglia (13) melakukan tekel terhadap gelandang Ekuador, Jefferson Montero (9), dalam laga persahabatan di Stadion MetLife, New Jersey, Sabtu (16/11/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Joe Camporeale)

Solopos.com, BAHIA — Salah satu hal yang menarik perhatian dalam undian Piala Dunia adalah saat dua atau tiga tim besar berada dalam satu grup. Hal ini disebabkan tidak semua tim besar masuk sebagai tim unggulan oleh FIFA. Dalam setiap putaran final Piala Dunia, selalu ada kemungkinan tim-tim besar harus pulang lebih awal.

Fifa.com mencatat beberapa legenda sepak bola pernah merasakan tantangan berada di grup “neraka” di babak penyisihan. Salah satunya adalah legenda Brasil, Pele. Saat dia bertemu tim Swedia di Piala Dunia 1958, dia masih 17 tahun. Bukan hanya Swedia, di grup yang sama juga ada Uni Soviet yang kala itu merupakan salah satu tim terkuat. Kenyataannya, Brazil lolos dari grup maut itu dan Pele mencetak enam gol yang mengantarkan Tim Samba meraih trofi Piala Dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tepat 20 tahun kemudian di Piala Dunia 1978, nasib sebaliknya dialami Prancis. Saat itu, Michel Platini dkk. berada satu grup dengan tuan rumah Hungaria, Italia, dan tuan rumah Argentina. Platini yang saat itu sedang naik daun tak mampu menyelamatkan timnya dari grup yang dijuluki classic group of death itu.

Hasil undian memang tidak bisa dihindari. Karena itu tidak ada pilihan bagi masing-masing tim kecuali menghadapi pertandingan yang berat. “Kami harus keluar dan memainkan partai yang sulit,” begitu kata mantan pelatih timnas Italia, Roberto Donadoni, setelah drawing Piala Eropa 2008.  Donadoni membawa pengalaman yang sama saat dia menghadapi Piala Dunia 1990 di Italia.

Bukan pengalaman Italia, melainkan Argentina yang saat itu menjadi runner up turnamen. Argentina memulai turnamen dengan hasil buruk di awal penyisihan, namun mampu bangkit hingga mencapai final. Albiceleste (julukan Argentina) saat itu tidak beruntung di awal dengan undian grup, namun tidak menggambarkan hasil akhir.

Di Korea dan Jepang 2002, Argentina gagal total di penyisihan grup yang juga bisa dibilang sebagai grup keras. Menghadapi Inggris, Nigeria, dan Swedia, Argentina gagal lolos ke babak 16 besar. Argentina pada 1978 serta Brasil pada 1958 dan 1970 adalah dua tim yang berhasil lolos dari grup maut dan berhasil meraih trofi. Kesuksesan lolos di grup maut menjadi motivasi untuk mencapai partai puncak.

Karena itu, dunia akan melihat bagaimana Spanyol, Belanda, Chile, dan Australia bertarung di Grup B. Begitu pula dengan Uruguay, Inggris, Italia, dan Kosta Rika di Grup D serta Jerman, Portugal, Ghana, dan AS yang saling sikut di Grup D. Seperti komentar Cesare Prandelli setelah melihat timnya, Italia, yang akan menghadapi dua tim besar di Grup B.

“Anda tidak bisa melihat tiga juara dunia bersamaan setiap hari, tapi inilah yang membuat Piala Dunia begitu spesial.  Inilah pesta sepak bola terbesar dan inilah tempat kita bisa bertemu tim terbesar.” Jadi, siapa takut di grup neraka?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya