SOLOPOS.COM - Pablo Armero (JIBI/Solopos/Reuters/dokumen)

Harianjogja.com, BRASILIA—Kompetisi liga memang berbeda dengan Piala Dunia. Di kompetisi tertinggi antarnegara ini, pemain tidak lagi dilihat dari seberapa mahal gaji dan nilai transfernya, namun seberapa besar kepercayaan pelatih memberikan kesempatan pemain untuk berlaga.

Sementara di level klub, seorang pemain acapkali harus bersaing dengan pemain pemain mahal dengan tingkat popularitas yang tinggi. Tak hanya itu, pemain berharga tinggi pun dituntut dengan ekspektasi yang tinggi. Jika tidak memuaskan, pelatih bisa saja menjualnya kapan saja.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Berikut sejumlah pemain yang tidak populer di level klub namun memberi kejutan di Piala Dunia Brasil.

Bryan Ruiz (Kosta Rika)
Kapten Kosta Rika ini berlabuh ke Fulham dengan banderol 10,6 juta Euro ke Fulham pada 2011. Sayangnya, kariernya di Fulham tidaklah mulus, Ia kerap dicemooh fans Fulham karena permainannya sebagai Playmaker dinilai tidak memuaskan. Ia bahkan jadi kambing hitam atas terdegradasinya Fulham dari kanch Liga Premier. Ia pun dipinjamkan ke PSV Eindhoven Belanda.
Di Piala Dunia, Bryan Ruiz menjadi pembeda atas Italia. Gol tunggalnya ke gawang Buffon membuat Kosta Rika lolos ke babak 16 besar.

Pablo Armero (Kolombia)
Pablo Armero tergolong tidak sukses di level klub. Didatangkan ke West Ham pada Januari, Armero hanya tampil lima kali. Selebihnya, Armero harus menghuni bangku cadangan. Ia pun tidak begitu populer di kandang West Ham.
Namun kiprahnya di Piala Dunia cukup impresif. Ia mampu mengikuti pol apermainan menyerang khas Kolombia. Ia pun sukses membuka skor dengan golnya ke gawang Yunani. Armero pun merayakan golnya dengan gaya tarian khas Kolombia.

Shkodran Mustafi (Jerman)

Mustafi bergabung ke Everton dari Hamburg pada 2009. Namun sayangnya ia tak pernah ditampilkan dakan liga premier. Pada 2012, Mustafi pun “dibuang” ke Sampdoria di Seri A Italia. Berbeda dengan di Everton, penampilan Mustafi bersama Il Samp, julukan Sampdoria terus meningkat. Hingga akhirnya ia masuk daftar skuat Jerman di Piala Dunia Brasil. Dan kini, Mustafi membuktikan diri sebagai salah satu bek andalan Jerman. Ia pun ikut membantu Jerman menahan Imbang Ghana dengan skor 2-2 di babak grup.

Blerim Dzemaili (Swiss)
Dzemaili didatangkan ke Bolton pada usia 20 pada 2008. Dengan harapan besar, Dzemaili diharapkan mampu menjadi pemain besar di Bolton, namun yang terjadi ia malah mengalami cedera lutut berkepanjangan. Ia pun dilego ke pasar transfer. Sejumlah klub di seri A Italia ia singgahi mulai dari Torino, Parma dan kini di Napoli. Di Brasil, Dzemaili sukses mencetak gol lewat tendangan bebasnya ke gawang Prancis meski akhirnya Swiss kalah 2-5 dari Prancis..

Jo (Brasil)
Pemain ini sempat digadang gadang bakal menjadi andalan Manchester City. Didatangkan dari CSKA Moskow senilai 19 juta Euro, Jo berlabuh di City. Sayangnya selama tiga musim bergabung di Etihad Stadium, ia hanya mengemas 13 gol. Catatan buruk ini membuat City berpikir ulang untuk memperpanjang kontrak dan meminjamkannya ke Everton. Selanjutnya Jo pulang kampung dan bergabung dengan klub Brasil Internacional dan Atletico Mineiro. Berkat penampilananya di kampung halaman, Jo kini kembali bersinar dan menghuni skuat tim Samba di Piala Dunia. (JIBI/Harianjogja/SOLOPOS/Dailymail)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya