SOLOPOS.COM - Timnas Kamerun menjadi juara Piala Afrika 2017 (JIBI/Reuters/Mike Hutchings)

Piala Afrika 2017 diwarnai dengan Kamerun yang menjadi juara.

Solopos.com, LIBREVILLE — Beberapa waktu lalu Hugo Broos banyak dicerca atas keputusannya yang meninggalkan banyak pemain berpengalaman Kamerun untuk membela Timnas di Piala Afrika 2017. Pelatih asal Belgia yang mulai melatih tim pada Februari 2016 ini dianggap mengawali bencana dengan memanggil pemain muda minim pengalaman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Publik Kamerun waktu itu memang pantas mempertanyakan keputusan Broos. Dari deretan pemain yang membawa Kamerun lolos ke Piala Dunia 2014, hanya empat nama yang tetap disertakan pelatih di Piala Afrika 2017 yakni Nicolas Nkolou, Vincent Aboubakar, Benjamin Moukandjo dan Edgar Salli. Sisanya dicoret termasuk bintang Timnas Joel Matip (Liverpool) dan Eric Maxim Choupo-Moting (Schalke). Keputusan itu bukan tanpa alasan.

“Ketika saya datang ke Kamerun setahun lalu, ada sekelompok pemain lama yang tidak punya motivasi. Mereka bermain cuma karena kewajiban, karena diminta datang. Saya harus mengubahnya,” ujar Broos seperti dilansir Reuters.

Broos kemudian memberi kesempatan pada pemain muda yang belum punya nama seperti kiper Fabrice Ondoa (Sevilla) hingga Christian Bassogog (Aalborg). Kebijakan Broos terbukti brilian. The Indomitable Lions (Si Singa Gigih/Perkasa), julukan Kamerun, sukses menjuarai Piala Afrika 2017 setelah mengandaskan Mesir 2-1 di Libreville, Senin dini hari WIB.

Hasil yang amat mengejutkan mengingat Benjamin Moukandjo dkk dijuluki sebagai tim terburuk sepanjang generasi Kamerun sebelum turnamen dimulai. Mesir lebih diunggulkan karena telah delapan titel Piala Afrika.

Semua berjalan seusai prediksi saat gelandang Mesir yang bermain untuk Arsenal, Mohamed Elneny, menjebol gawang Kamerun di menit ke-22. Namun gol pemain pengganti Kamerun, Nicolas Nkolou di menit ke-59 membatalkan keunggulan The Pharaohs, julukan Mesir. Pendukung Kamerun berteriak kegirangan saat striker Vincent Aboubakar mencetak gol kemenangan dua menit jelang bubaran.

Gol itu mengakhiri penantian juara 15 tahun Kamerun di ajang itu sekaligus revans kekalahan atas Mesir di final tahun 2008. “Saya senang untuk para pemain,” ujar Broos seusai memenangi trofi Piala Afrika kelima bagi Kamerun.

“Tim ini bukan kumpulan pemain bola, mereka adalah sekelompok teman,” puji Broos kepada anak asuhnya yang bermain solid sepanjang turnamen.

Sebaliknya, kekalahan itu terasa amat menyakitkan bagi pelatih Mesir, Hector Cuper. Selain gagal mempersembahkan gelar kedelapan bagi Mesir di turnamen, hasil ini menjadi kekalahan ketiganya di babak final selama menjadi pelatih. Cuper sebelumnya menelan dua kekalahan di final Liga Champions saat menangani Valencia.

“Kami sedih karena terlalu banyak harapan yang diberikan warga Mesir pada tim. Saya meminta maaf untuk pemain yang telah mengeluarkan usaha luar biasa,” ujarnya kepada BBC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya