SOLOPOS.COM - dr. Ranny, pemilik Klinik dr. Ranny Serpong seusai memberikan klarifikasi di Polres Tangsel terkait permasalahan NIK warga DKI Jakarta yang dipakai orang lain untuk vaksinasi di klinik miliknya, Selasa (10/8/2021). (Suara.com)

Solopos.com, JAKARTA—Seorang warga DKI Jakarta bernama Yuni Trianita urung mendapat vaksinasi.

Pasalnya, nomor induk kependudukan (NIK) miliknya dipakai oleh orang lain untuk vaksinasi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga yang memakai NIK warga DKI itu diketahui melakukan vaksinasi massal perusahaan swasta yang diwadahi klinik dr. Ranny Serpong, Tangsel.

Dr. Ranny, pemilik klinik menjelaskan, permasalahan itu lantaran adanya kesalahan penginputan data saat pelaksanaan vaksinasi massal pada 22 Juli 2021 lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Kesalahan Admin

“Awalnya kami ada vaksinasi massal di Jl. Raya Serpong. Kesalahan timbul karena pesertanya kan banyak. Kesalahannya di admin, salah input jadi akhirnya yang harusnya si A tapi ternyata yang terinput si B. Human error,” kata Ranny ditemui di Polres Tangerang Selatan, Rabu (11/8/2021).

Rany menyadari adanya salah input data itu seusai ramainya pemberitaan soal warga ber-KTP Jakarta yang tinggal di Kabupaten Bekai, tak bisa vaksinasi lantaran NIK-nya sudah terdaftar telah mendapat vaksin di PeduliLindungi.

Baca Juga: Tak Punya NIK, Masyarakat Kini Bisa Ikut Vaksinasi Covid-19 

“Ibu Yuni sudah kami hubungi, karena itu kan memang kecerobohan. Petugasnya dari perusahaan, kerja sama dengan perusahaan, adminnya karyawan, sudah di-briefing. Human error, karena input datanya atas nama klinik saya, ya saya yang bertanggung jawab,” terang Ranny.

Ranny mengklaim, pihaknya juga sudah menawari vaksinasi kepada Yuni Trianita. Namun yang bersangkutan menolak. Yuni meminta agar namanya dihapus dari data PeduliLindungi.

Tak Bisa Dihapus

“Saya sudah menawarkan vaksinasi kepada yang bersangkutan, saya akan datangi rumahnya ditawarkan vaksinasi lapor ke Dinkes, BPJS, PeduliLindungi untuk vaksin. Tapi ternyata yang bersangkutan tidak mau, maunya dihapus dari PeduliLindungi,” paparnya.

“Tapi kami sudah berusaha ke BPJS, Dinkes untuk menghapus. Tapi katanya tidak bisa karena servernya di Kominfo. Mereka (Dinkes, BPJS) menawarkan juga solusinya Bu Yuni untuk vaksinasi,” sambung Ranny.

Baca Juga: Beda Aplikasi Jadi Pemicu Data Vaksin Daerah dan Pusat Berbeda 

Meski begitu, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui identitas peserta vaksin yang NIK-nya tertukar itu.

Lantaran sejak awal tak ada protes dari penerima vaksin tersebut lantaran NIK-nya tak sesuai.

“Saat itu namanya beda, tapi dia tetap ikut vaksinasi aja. Tapi saat ini, namanya ini kita belum bisa cari karena jumlah peserta vaksin 3.400 orang. Jadi nanti akan ketahuan saat vaksin kedua. Dia akan datang karena namanya bukan nama sebenarnya dan tidak mendapat sertifikat vaksinasi. Kalau saat ini nyarinya agak susah karena banyak,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya