SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar tradisional. (Reuters)

Solopos.com, KLATEN — Para petugas pasar di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah diminta juweh atau lebih cerewet mengingatkan para pedagang hingga pembeli agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hal itu dilakukan agar petugas tak kebobolan persebaran Covid-19 di pasar tradisional.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop dan UKM) Klaten, Bambang Sigit Sinugroho, mengatakan kelengkapan sarana dan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 itu sudah ada sejak adanya kasus Covid-19 di Klaten. Kelengkapan sarana itu seperti tempat cuci tangan dilengkapi sabun serta bilik sterilisasi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Spanduk imbauan agar mematuhi protokol kesehatan juga sudah dipasang di berbagai lokasi. Bambang juga menjelaskan petugas pasar selama ini sudah diminta terus mengingatkan para pedagang serta pembeli agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Imbauan protokol kesehatan harus kencang agar jangan sampai pasar keboobolan [ada penularan Covid-19]," tegas Bambang saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (20/7/2020).

Covid-19 Dunia: Jumlah Kasus Hampir 15 Juta, Sembuh Hampir 9 Juta

Bambang menilai relatif pedagang sudah mematuhi aturan. Hanya saja, pelanggaran masih terjadi dari sisi pembeli terutama soal kewajiban mengenakan masker ketika berada di luar rumah.

"Tidak banyak juga hanya satu atau dua orang saja [tidak bermasker]. Kalau selama ini sudah kami minta mempertegas. Kalau datang ke pasar tanpa masker dilarang masuk," tutur Bambang.

Jaga Jarak

Disinggung kepatuhan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, Bambang menuturkan selama ini lapak jualan pedagang sudah berjarak dengan sekat-sekat. Sementara, sejak ada pandemi Covid-19, kondisi pasar di Klaten relatif sepi sehingga jarang terjadi kondisi berdesakan di dalam pasar berdesakan.

"Selama ini kalau di dalam pasar tidak ada antrean. Uyuk-uyukan pembeli itu tidak ada," ungkapnya.

Selain protokol kesehatan, Disdagkop dan UKM Klaten masih menyiapkan fasilitas jual-beli komoditas secara online. Fasilitas itu berupa website yang memuat nama pedagang dan jenis barang dagangan termasuk harga dan nomor telepon yang bisa dihubungi konsumen. Pembayaran bisa dilakukan secara tunai maupun nontunai.

Hari Ini Dalam Sejarah: 21 Juli 1954, Vietnam Utara Dikuasai Komunis

Saat ini, rencana tersebut masih dalam proses pendataan pedagang. Rencana itu digulirkan di 40 pasar tradisional yang dikelola Pemkab Klaten. Jumlah total pedagang lebih dari 9.000 orang.

"Untuk pengantaran barang nanti bisa melalui teman-teman di pasar seperti saudara pedagang atau kerabatnya," urai Bambang.

Pasar Cokro

Terkait penutupan sementara Pasar Cokro Kembang di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten terkait Covid-19, Bambang mengatakan itu menjadi kewenangan pemerintah desa. Pasalnya, pengelolaan pasar tersebut sudah diserahkan ke pemerintah desa.

Di Klaten ada sekitar 50 pasar tradisional yang dikelola pemerintah desa. "Sampai saat ini untuk pasar tradisional yang dikelola pemkab tidak apa-apa. Mudahan-mudahan tetap aman," ungkap dia.

Lengan Bakal Dipasangi Sekrup, Marquez Terancam Absen 2 Seri Balapan Moto GP

Kabid Pengelolaan Pasar Disdagkop dan UKM Klaten, Didik Sudiarto, mengatakan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di pasar tradisional juga wajib dipatuhi petugas pasar.

Di Klaten, ada sekitar 200 petugas retribusi pasar yang saban hari keliling ke satu per satu pedagang di 40 pasar tradisional di bawah pengelolaan pemkab.

"Selama ini petugas pemungut retribusi wajib mengenakan masker atau face shield, sarung tangan, menyemprot uang retribusi dengan hand sanitizer, serta wajib cuci tangan sebelum dan sesudah penarikan retribusi," kata Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya