SOLOPOS.COM - Para petugas damkar Kabupaten Sragen mengikuti pelatihan evakuasi ular di halaman Kantor Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Minggu (11/4/2021). (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN - Setidaknya 25 petugas pemadam kebakaran Pemkab Sragen bersama sejumlah sukarelawan mengikuti pelatihan rescue ular dari Exotic Animal Lovers Indonesia (Exalos). Pelatihan itu berlokasi di halaman Kantor Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Minggu (11/4/2021).

Plt. Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Samsuri, melalui Kasi Pemadaman dan Penyelamatan, Anton Sujarwo, mengatakan ini adalah pelatihan rescue ular pertama bagi para petugas damkar. Pelatihan ini penting mengingat belakangan ini beberapa kali ada warga yang meminta tolong petugas damkar mengevakuasi ular.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tanpa bekal pengetahuan mustahil seseorang bisa mengidentifikasi jenis ular. Petugas harus tahu bahaya atau tidak jenis ular itu . Bagaimana teknik yang benar saat mengevakuasi ular ada dalam pelatihan ini. Setelah punya pengetahuan dan keterampilan dalam mengevakuasi ular, kami berharap kerja kami bisa mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai,” papar Anton Sujarwo kepada , Senin (12/4/2021).

Ketua Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, memberikan langsung materi pelatihan. Beberapa materi dalam pelatihan itu meliputi pengenalan jenis ular, karakter dan habitatnya, praktik penanganan ular tidak berbisa dan ular berbisa hingga penanganan saat ada kasus gigitan ular. Beberapa jenis ular juga muncul dalam praktik evakuasi itu antara lain kobra jawa, piton atau sanca kembang, viper, jali, welang dan lain sebagainya. Untuk mengevakuasi ular, peserta mendapat pengenalan alat seperti hook atau kait dan grab stick atau tongkat penjepit.

“Belakangan ini banyak sekali kasus petani meninggal dunia karena tersengat aliran listrik dari jebakan tikus. Banyaknya hama tikus itu salah satunya karena makin berkurangnya predator hama seperti ular,” kata Ketua Exalos Regional Sragen, Lanjar Purbowo. “Warga umumnya tidak bisa membedakan mana ular yang berbahaya dan tidak. Bahkan, ular yang tidak berbisa yang menjadi musuh alami dari tikus malah jadi korban. Membunuh ular sama dengan menambah jumlah hama tikus. Jadi, kalau menemukan ular, lebih baik menghubungi kami. Jangan pernah membunuh ular itu,” ujar Lanjar pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya