SOLOPOS.COM - Kegiatan sidak gabungan oleh petugas BNN Solo dan Rutan Boyolali di kamar warga binaan Rutan Boyolali, Rabu (8/3/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIBadan Narkotika Nasional (BNN) Solo bersama petugas Rumah Tahanan Negara atau Rutan Kelas IIB Boyolali menggelar razia gabungan di belasan kamar ratusan warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana pada Rabu (8/3/2023).

Dalam razia gabungan itu, petugas mengecek setiap sudut kamar. Mereka juga melaksanakan tes urine kepada beberapa warga binaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tadi ada sekitar 70 orang yang dites urine, ada warga binaan dan petugas rutan. Alhamdulillah hasil semuanya negatif,” ujar Kepala Rutan Boyolali, Agus Imam Taufik, kepada wartawan seusai razia gabungan.

Tak hanya itu, ia mengungkapkan tidak ada penemuaan barang-barang terlarang dalam razia gabungan tersebut. Ia mengungkapkan razia gabungan tersebut digelar dalam rangka deklarasi antinarkoba menuju Rutan Boyolali Bersinar atau bersih dari narkoba.

“Kegiatan ini kami laksanakan dengan sinergitas dengan BNNK Surakarta. Rangkaiannya ada tadi tes urine dan sidak. Untuk tes urine, kami serahkan sepenuhnya ke BNN, mau warga binaan yang mana [yang dites],” jelasnya.

Lebih lanjut, Imam mengatakan deklarasi Rutan Bersinar se-Soloraya baru kali pertama di Rutan Boyolali. Ia mengatakan selama dua tahun terakhir, Rutan Boyolali terbukti tidak ada masalah penyelundupan, penggunaan, dan pengendalian narkoba baik oleh warga binaan atau dari luar.

Ia mengatakan Rutan Bersinar merupakan komitmen Rutan Boyolali untuk memerangi narkoba. “Kita semua sama-sama tahu jika narkoba benar-benar merusak generasi, maka seluruh petugas dan warga binaan saya tekankan, bahwa ini bukan sekadar seremonial tapi bentuk komitmen,” jelasnya seusai razia di Rutan Boyolali.

Imam mewanti-wanti untuk semua warga binaan dan petugas untuk tidak terlibat dalam peredaran, penggunaan, penyelundupan, dan pengendalian narkoba di dalam Rutan Boyolali.

Sementara itu, penyidik BNN Solo, Arga Adhitya Wardana, mengungkapkan ada 72 orang menjalani tes urine di Rutan Boyolali. “Tadi kami ambil sampling, total ada 72 orang. Ada 60 warga binaan dan 12 petugas rutan. Kami dapati semuanya negatif,” jelasnya.

Arga mengatakan pemilihan sampling didasari warga binaan yang rawan seperti menjalani hukuman tindak pidana narkotika. Ia melanjutkan terkait peredaran narkotika di dalam rutan dan lapas se-Soloraya relatif steril.

Ia tak menampik terdapat peredaran di wilayah Soloraya, akan tetapi ia tak menyebut di daerah mana. Namun, Arga memastikan jumlahnya sedikit.

Kemudian, untuk kasus penyalahgunaan terbesar di Soloraya, Arga menginformasikan berdasarkan ungkap kasus kepolisian ada di Kota Solo paling banyak, yaitu 136 kasus.

“Modusnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu modus ranjau. Jadi tanam, kemudian diambil. Itu yang paling sering,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya