SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA: Kasus penembakan Nasrudin Zulkarnaen (45), salah satu direktur perusahaan kelompok usaha PT (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) diduga melibatkan beberapa orang penting. Polisi pun kini diuji mengungkap kebenarannya.

Bahkan sejumlah sumber kuat menyebutkan pimpinan sebuah lembaga superbody terlibat di dalamnya. Dari sumber lain disebutkan polisi menangkap mantan Kapolres yang pernah bertugas di Jakarta saat berada di Bandung, tadi malam. Perwira menengah itu sedang mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (Sespati Polri). “Dia ditangkap di Bandung,” ujar sumber tersebut. Mantan Kapolres itu berpangkat komisaris besar (kombes). Perwira polisi itu saat ini, menurut sumber tersebut, masih diperiksa di Propam Mabes Polri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu Kepala Bagian Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen Pol Susno Duadji pada  sore sebelumnya mengatakan polisi sedang mengejar dua tersangka.

“Dua orang lagi masih kami cari,” ucap Kepala Bagian Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen Pol Susno Duadji, kepada wartawan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seperti diberitakan Warta Kota yang juga dilaporkan untuk Harian Jogja Kamis (30/4) sore.

Kedua orang yang masih buron itu diduga salah satunya berperan sebagai dalang atau otak pelaku. Satunya lagi oknum aparat. Motif pembunuhan ini bergeser dari persaingan bisnis ke masalah asmara.

Sumber Harian Jogja menyebutkan pejabat tinggi itu membunuh Nasrudin karena menjalin hubungan dengan kekasih gelap sang pejabat. Konon Nasrudin juga menyimpan foto-foto rahasia keduanya.

Sedangkan sembilan orang tersangka yang sudah ditangkap lebih dulu kini masih diperiksa intensif di Polda Metro Jaya. Kesembilan tersangka itu terdiri dari enam orang eksekutor dan tiga orang perantara yang berstatus pengusaha.

Antazari bantah
Ketua KPK Antazari Azhar yang santer diisukan sebagai termasuk salah satu yang diperiksa Polda Metro Jaya terkait pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PT PRB) Nasrudin Zulkarnaen, tegas membantahnya. Bantahan itu disampaikan kepada puluhan wartawan yang menunggu di kediaman Antazari di Bumi Serpong Damai, Tangerang, tadi malam pukul 22.30.

“Enggak, enggak benar itu,” kata Antasari.

Antasari mengaku mendengar isu seputar pemeriksaan dirinya tersebut. Ada pula, lanjutnya yang menghembuskan kabar bahwa dia lari ke Australia. “Malah tadi ada yang menelepon saya nanya, Pak, ditahan di mana?” ungkapnya.

Mengenai ketidakhadirannya dalam acara di Kementerian Negara BUMN, Antasari mengatakan, acara tersebut terkait dengan upaya pencegahan korupsi. Karena itu, dia mewakilkan kepada Wakil Ketua KPK bidang pencegahan Haryono Umar untuk hadir.

“Saya minta Pak Haryono yang datang, jadi saya berbagi [tugas]” katanya.

Terpisah Humas KPK Johan Budi mengatakan ia belum mendengar kabar adanya keterlibatan dari petinggi lembaganya. “Saya belum dengan kabar itu. Harus cek dulu,” ujarnya.

Menurut sumber, di Mabes Polri sempat terlihat petinggi negara masuk ke salah satu ruangan. Ada dugaan ia menjalani pemeriksaan terkait kasus tersebut.

Kasus besar
Kasus penembakan Nasrudin ini terbilang kasus besar. Untuk itu polisi sangat berhati-hati dalam memberikan keterangan kepada wartawan. Meski demikian, Susno berjanji, jika penyelidikan kasus ini sudah selesai maka Kapolri akan mengumumkannya.

“Masih ada yang belum tertangkap, masih ada yang putus. Missing link, masih ada yang belum nyambung. Ini sedang mau dibicarakan,” ucap Susno.

Ketika ditanya apakah salah satu dari sembilan tersangka itu berinisial SH, seorang pengusaha di sebuah perusahaan media? Susno tidak menjawab. Sebaliknya dia malah berkelakar kepada wartawan. “SH, ya inisial sarjana hukum,” selorohnya.

Lalu ketika ditanya wartawan siapa saja nama-nama lengkap kesembilan tersangka? Susno mengelak dengan alasan tidak mengingat nama-namanya. Namun saat ditanya tentang adanya dugaan keterlibatan seorang pejabat tinggi negara?, Susno mengatakan,”Ya ada, tapi tidak terlalu tinggi. Bagi penyidik nggak perlu tinggi-tinggi”.

Susno mengatakan, pihaknya tidak melihat status dan apa pekerjan dari orang yang masih dicari ini. Polisi hanya melihat orang tersebut dari individunya saja. Tentang motif pembunuhan Nasrudin, diduga masalah pribadi terkait persoalan wanita

Skenario pembunuhan terhadap Nasrudin ini berawal dari motif asmara. Pelaku yang kini masih dicari sakit hati kepada Nasrudin hingga dia meminta bantuan kepada tiga orang pengusaha untuk mencari kawanan eksekutor. Ketiga pengusaha ini lalu mengajak enam orang eksekutor dengan imbalan Rp500 juta.
Dalam aksinya, keenam eksekutor dipecah menjadi dua kelompok. Empat orang mengincar dari dalam mobil, dua lainnya bertugas mengeksekutor dengan mengendarai sepeda motor. Dari Rp500 juta yang akan diberikan, kelompok eksekutor ini mengaku baru dibayar Rp250 juta.

Nasrudin Zulkarnaen ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Kota Tangerang, Sabtu (14/3) sekitar pukul 14.00 lalu. Saat itu Zulkarnaen sedang berada di dalam mobil BMW silver yang dikemudikan oleh Parmin. Lokasi penembakan masih berada di area Padang Golf, saat mobil melaju pelan melintasi polisi tidur.

Zulkarnaen sempat dibawa ke RS Mayapada, Tangerang. Ajal menjemput ayah tiga anak ini. Minggu (15/3) jam 12.00 WIB, Zulkarnaen menghembuskan napas terakhir. Zulkarnaen adalah Direktur PT Prima Rajawali Banjaran, salah satu cucu perusahaan RNI.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol M. Iriawan yang ikut dalam rapat bersama Kapolda Metro Jaya dan pejabat Mabes Polri, tidak berani memberikan keterangan. “Yang berhak [memberikan keterangan] Kapolda,” ucap Iriawan sambil bergegas masuk ke mobil.

Kesembilan tersangka yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Nasrudin ditangkap di beberapa lokasi di wilayah Jakarta dan Tangerang, Rabu (29/4) pagi.



Kesembilan pria tersebut diantaranya masing-masing berinisial Dan, Fran, Kor, Ed, Hen, Her, SH, dan JU. Mereka diringkus tim serse satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya.

Penangkapan ini berawal dari informasi yang diterima polisi. Kesembilan tersangka tersebut lalu “dipancing” dan berhasil ditangkap satu per satu. Barang bukti yang disita sebuah senjata api kaliber 38, motor Yamaha Scorpio, dan sebuah mobil Toyota Avanza.

Nasrudin Zulkarnaen sebelum menjabat Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, bekerja sebagai staf ahli di RNI. Enam bulan terakhir di tahun 2008 lalu, Zulkarnaen dipercaya memimpin PT Putra Rajawali Banjaran, anak perusahaan Mitra Rajawali Banjaran, hingga akhir hayatnya. PT Putra Rajawali Banjaran ini bergerak di bidang perdagangan  untuk barang kebutuhan apotik. (Amiruddin Zuhri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya