SOLOPOS.COM - BERSEJARAH -- Petilasan Prabu Bariwijaya V kini dilindungi bangunan sederhana yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning Wardani)

Permakaman Umum Onggojoyo yang terletak di Sintru, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar mungkin bagi masyarakat awam merupakan permakaman biasa. Siapa sangka salah satu bagian dari permakaman ini memiliki arti penting dan bersejarah. Salah satu bangunan di permakaman ini merupakan petilasan Prabu Brawijaya V atau Raja Majapahit yang memilih menyepi ketika Kerajaan Majapahit runtuh.

BERSEJARAH -- Petilasan Prabu Bariwijaya V kini dilindungi bangunan sederhana yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.(JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning Wardani)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bangunan petilasan ini dinamakan Onggojoyo yang berasal dari kata onggok dan joyo yang artinya tempat kecil dan berjaya. Dari Onggojoyo itulah Brawijaya mendapatkan wahyu atau petunjuk, membangun Candi Sukuh dan Candi Cetho. Kedua candi itu merupakan peninggalan Hindu terakhir zaman kejayaan Majapahit di wilayah Jawa bagian tengah. Bangunan ini pada awalnya berupa sebuah onggokan tanah dengan ukuran yang tidak begitu besar dan diyakini sebagai tempat bersemedinya Prabu Brawijaya.

Onggokan atau gundukan tanah tersebut kini berada di dalam naungan sederhana yang dikelilingi pagar tembok. Sayangnya kondisinya kurang terawat. Padahal seandainya tempat ini dirawat dengan lebih baik dan dilengkapi dengan papan-papan keterangan mengenai riwayatnya, pasti bisa menjadi objek wisata yang bagus.

Kini tempat petilasan bersemedinya Prabu Brawijaya tersebut telah menjadi tempat permakaman umum bagi warga Dusun Sintru, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan. Namun demikian meski aura mistis tak sekuat pada masa lalu, tempat ini selalu ramai dikunjungi sebagian orang pada hari-hari tertentu untuk bersemedi atau menepi. Hal ini tampak dari dalam bangunan yang terdapat sejumlah sesajen seperti kembang setaman dan dupa yang diletakkan di salah satu bagian sudut petilasan.

Selain itu juga di salah satu bagian tak jauh dari tempat petilasan juga dibangun bangunan seperti pendapa yang diperuntukkan bagi orang-orang yang akan melakukan semedi atau bertapa seperti yang dilakukan Prabu Brawijaya ketika mendapatkan pencerahan sesudah menepi di wilayah itu. “Dulu pernah ada pejabat desa yang menarik uang warga luar yang akan dimakamkan di situ. Pejabat bersangkutan langsung kena penyakit,” tutur warga Sintru sekaligus tokoh masyarakat setempat Parsono Agus Waluyo.

Bahkan, dia menuturkan petilasan Prabu Brawijaya sering digunakan warga yang tengah bermasalah. Caranya dengan memakan tanah petilasan tersebut. Bagi warga yang benar tidak terkena apa-apa, sedangkan yang ternyata bersalah langsung terkena celaka. Hingga kini, dia mengatakan petilasan Prabu Brawijaya masih banyak dikunjungi warga yang ingin melakukan semedi. Mereka mempercayai bahwa dengan semedi di tempat tersebut bisa memenuhi segala keinginan.

Indah Septiyaning Wardani

Peta jalur jalan menuju Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar:

Lihat Peta Lebih Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya