SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI–Pemerintah Desa Gedawung, Kecamatan Kismantoro, tahun ini mulai menggarap salah satu potensi wisata religi di wilayah mereka yakni petilasan Ki Ageng Samudin. Saban tahun, lokasi itu dikunjungi ribuan santri dari berbagai daerah untuk memperingati haul Ki Ageng Samudin.

Petilasan itu biasa ramai dikunjungi orang Jumat Legi. Orang-orang dari berbagai daerah datang setelah nazarnya terkabul. Kunjungan itu bertambah dengan kehadiran ribuan santri pada saat haul Ki Ageng Samudin yang jatuh beberapa hari setelah Idul Fitri. “Ini menjadi potensi desa yang harus dikembangkan. Kami tata lokasi itu agar memberikan manfaat lebih kepada masyarakat dan desa. Manfaat untuk masyarakat bisa dari kuliner, parkir, dan lainnya,” kata Sekretaris Desa Gedawung, Parji, saat ditemui Espos akhir pekan lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Petilasan Ki Ageng Samudin akan ditata dan dikelola oleh badan usaha milik (BUM) Desa Gedawung. Tahun lalu, BUM desa itu menerima bantuan modal Rp20 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa  2018. “Kalau tahun ini bantuan modalnya berapa belum tahu. Sebab, BUM desa belum menyerahkan rencana kerjanya seperti apa,” imbuh dia.

Parji menjelaskan penataan baru bisa dilakukan tahun ini lantaran tahun-tahun sebelumnya penggunaan Dana Desa lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur. Pada 2018, Pemdes Gedawung menyelesaikan pengecoran jalan desa di Dusun Miri sepanjang 630 meter dengan dana Rp240 juta. Tahun ini, Pemdes mengecor jalan sepanjang 300 meter di Dusun Kikis dengan dana sekitar Rp150 juta. “Kebanyakan masih di [pembangunan] fisik karena waktu Musren [Musrenbangdes] warga banyak yang mengusulkan perbaikan jalan, talut, hingga saluran air. Manfaatnya kini akses jadi mudah. Kendaraan pun bisa mendekat ke lokasi pertanian. Angkut hasil panen jadi lebih mudah,” terang Parji.

Kendati demikian, lanjut Parji, Pemdes tahun ini juga megalokasikan dana untuk perbaikan lima rumah tak layak huni (RTLH), bantuan kesenian, pelatihan pembuatan pakan ternak, hingga pelatihan membikin kue dan makanan kecil. Ia berharap ketika ada warga hajatan, kebutuhan kue dan makanan kecil bisa disuplai dari Desa Gedawung sendiri tanpa mencari ke daerah lain. “Jadi carinya mudah karena dekat, warga juga untung. Jadi saling menguntungkan,” beber dia.

Ia berharap ke depan hasil-hasil pembangunan yang menggunakan dana desa di Gedawung bisa dinikmati masyarakat secara merata. Masyarakat pun menjadi lebih berdaya melalui pelatihan dan bantuan yang digelontorkan. “Kebutuhan air bersih terpenuhi merata dan tidak ada lagi rumah tak layak huni di Gedawung,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya