SOLOPOS.COM - Sejumlah warga RT 03/RW 02, Dusun Suronandan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol berunjuk rasa di depan lokasi peternakan babi di desa setempat, Jumat (20/11/2015). (Bony Eko W/JIBI/Solopos)

Peternakan Sukoharjo berupa ternak babi diprotes warga Dusun Suronandan,Madegondo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah warga RT 03/RW 02, Dusun Suronandan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol berunjuk rasa menuntut penutupan peternakan babi di desa setempat. Merena menilai peternakan babi itu telah menyerobot makam leluhur dan menimbulkan bau tak sedap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga berunjukrasa dengan membentangkan poster tepat di depan lokasi peternakan babi, Jumat (20/11/2015) sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka menuntut agar peternakan babi itu ditutup lantaran telah menyerobot makam leluhur warga setempat.

Dahulu, terdapat beberapa makam leluhur yang dibongkar menjadi lahan peternakan babi. Selain itu, limbah peternakan babi menimbulkan bau tak sedap yang tercium hingga radius 300 meter.

Seorang sesepuh Dusun Suronandan, Desa Madegondo, Wijianto, mengatakan pemilik peternakan babi harus mengembalikan lahan makam leluhur warga setempat. Kini, makam leluhur itu telah rata dengan tanah dan menjadi lahan peternakan babi.

“Kembalikan lahan makam leluhur. Kami minta peternakan babi segera ditutup karena menggangu kenyamanan warga,” kata dia, Jumat.

Menurut dia, peternakan babi itu didirikan sejak lebih dari 10 tahun lalu. Kala itu, jumlah babi yang diternakkan hanya beberapa ekor sehingga warga tidak merasa terganggu. Lambat laun, jumlah babi yang diternakkan bertambah pesat. Saat ini, babi yang diternakkan berjumlah ratusan ekor sehingga menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan warga.

Selain Desa Madegondo, bau tak sedap yang ditimbulkan dari limbah peternakan babi juga tercium warga Desa Kwarasan, Grogol. “Kami tak betah mencium bau tak sedap limbah peternakan babi setiap hari. Setiap melewati peternakan babi, bau tak sedap langsung menyengat hidung,” ujar dia.

Dia dan warga setempat mengancam akan menutup paksa peternakan babi apabila tidak ada respon dari pemilik peternakan babi. “Kami member itenggat waktu selama tiga hari agar peternakan babi segera ditutup. Udara di sekitar lokasi peternakan babi sudah tidak sehat. Ini sudah mencemari lingkungan karena bau tak sedap yang ditimbulkan limbah peternakan babi,” terang Wijianto.

Ketua RT 003/RW 002, Tukidi, mengungkapkan proses mediasi antara warga dan pemilik peternakan babi telah dilakukan berulang kali. Namun, proses mediasi selalu berakhir buntu. Warga lantas melaporkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan limbah peternakan babi ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukoharjo dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo. Namun, hingga kini belum ada tindaklanjut dari instansi terkait.

Warga juga berencana akan mengadu ke DPRD Sukoharjo untuk menyelesaikan permasalahan itu. “Kami akan menempuh jalur hukum apabila tuntutan warga tidak digubris pemilik peternakan babi maupun tindaklanjut dari instansi terkait,” terang Tukidi.

Sementara pemilik lahan peternakan babi, Arif Hidayat, tidak berada di lokasi peternakan babi. Dia berdomisili di luar Sukoharjo. Dia dan anaknya hanya sesekali datang ke lokasi peternakan babi untuk melihat kondisi babi. Unjuk rasa yang dilakukan warga Dusun Suronandan, Desa Madegondo mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian.

“Kami berjaga-jaga apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Aksi warga berjalan tertib dan damai,” kata Kapolsek Grogol, AKP Sarwoko, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya