SOLOPOS.COM - Lokasi pembibitan sapi komunal di Desa Kenteng, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Kamis (28/1/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Peternakan sapi Boyolali, Desa Kenteng Nogosari jadi percontohan pembibitan sapi potong.

Solopos.com, BOYOLALI–Bank Indonesia (BI) Solo menjadikan Dukuh Taruban RT 004 / RW 003 Desa Kenteng, Nogosari, Boyolali sebagai pilot project pembibitan sapi potong. Pilot Project tersebut dilakukan secara simbolis dengan meresmikan kandang komunal pembibita sapi potong oleh BI Solo, Kamis (28/1/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deputi Kepala Perwakilan BI Solo, M. Taufik Amrozy, mengatakan daging sapi bagi masyarakat di Indonesia masih menjadi barang yang mahal. Mahalnya harga daging di pasaran berdampak pada kenaikan inflasi.

“Daging sapi masih menjadi komoditas penyumpang inflasi tertinggi akhir-akhir ini. Kami perlu kerja keras menekan angka inflasi salah satunya dengan meningkatkan produksi sapi,” ujar Taufik saat ditemui Solopos.com seusai peresmian kandang komunal pembibitan sapi, Kamis.

Taufik mengatakan harga daging di pasar saat ini bertahan Rp120.000/kg. Harga daging sapi mahal karena minimnya pasokan daging lokal sedangkan konsumsi daging di masyarakat 2015 meningkat  8% atau menjadi 639.000 ton. Untuk menekan harga daging agar lebih murah diperlukan tempat pembibitan sapi lebih banyak.

“Tempat pembibitan sapi tersebut diperlukan untuk meningkatkan jumlah produksi sapi potong lokal,” kata dia.

Menurut dia, produksi daging sapi di Soloraya saat ini mencapai 37%. Di tingkat nasional, produksi sapi Jateng peringkat kedua setelah Jatim. Hasil produksi sapi tersebut harus dipertahankan salah satunya dengan membuat lokasi khusus pembibitan sapi potong.

“Kami berharap jumlah produksi sapi di Boyolali bisa terus ditingkatkan agar bisa membantu menakan angka inflasi,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Peternak Sapi Dewi Andini, Suparno, mengatakan kelompok peternak sapi miliknya dibentuk sejak 2012. Pertama kali membentuk kelompok anggotanya banyak yang mengajukan kredit usaha untuk membeli sapi di perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Usaha peternakan sapi selama empat tahun berkembang. Setiap anggota kelompok memiliki 3 ekor sapi sampai 5 ekor sapi yang diternak di rumahnya,” kata dia.

Suparno mengatakan semua anggota kelompok tidak ada satu pun yang kreditnya sampai macet. Usaha kelompok peternak sapi sekarang berkembang dengan didirikannya koperasi yang sudah berbadan hukum dan memiliki tempat pembibitan sapi potong.

“Kami berkomitmen ikut mendukung program pemerintah swasembada daging. Sapi hasil produksi kelompok dijual disekitar Soloraya,” kata anggota asosiasi Ternak Sapi Boyolali (Aspin).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya