SOLOPOS.COM - Puluhan pedagang sapi beraktivitas di Pasar Sapi Singkil Boyolali, Kamis (16/6/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Peternakan Boyolali khususnya sapi harganya turun setelah keran impor daging dibuka.

Solopos.com, BOYOLALI—Dampak kebijakan impor daging sapi beku makin dirasakan peternak sapi lokal baik sapi perah maupun sapi potong.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Peternak sambat karena impor daging sapi telah membuat harga sapi terpuruk. Di Boyolali, harga sapi mengalami penurunan rata-rata Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per ekor. Peternak dan pedagang sapi menilai penurunan harga sapi kali ini cukup signifikan.

“Penurunannya ndak tanggung-tanggung ini, sampai Rp1,5 juta per ekor dari harga sebelum Bulan Puasa,” kata salah satu belantik sapi di Pasar Sapi Singkil, Pasar Boyolali Kota, Suwarto, saat ditemui wartawan di Singkil, Kamis (16/6/2016).

Suwarto memprediksi jika keran impor daging terus dibuka harga sapi akan terus menurun. Peternakpun terancam gulung tikar.
Dia mencontohkan, jika harga seekor sapi potong yang biasanya mencapai Rp28 juta, saat ini harga paling mahal hanya berkisar Rp26,5 juta per ekor. “Dampaknya bukan hanya penurunan harga, permintaan sapi juga mulai berkurang. Terutama untuk pengiriman ke kota-kota besar seperti Jakarta.”

Sebagai belantik, dengan penurunan permintaan sapi dari kota-kota besar dia pun kemudian mengurangi pembelian sapi dari peternak.

“Sekarang saya batasi, paling banyak enam ekor untuk dijual kepada pedagang dari Jakarta.”

Peternak sapi asal Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Hariyanto, 42, menyayangkan kebijakan impor sapi yang dilakukan pemerintah karena dampaknya mulai dirasakan peternak. “Wah apes benar saya. Kebetulan ini buat persiapan sekolah anak saya dan persiapan Lebaran, malah harganya turun,” kata Hariyanto.

Sapi miliknya, biasanya bisa laku di kisaran harga Rp15 juta per ekor. Namun, pada pekan kedua Bulan Puasa ini atau setelah ada impor daging, sapinya hanya ditawar pada harga Rp13,5 juta satu ekornya.

“Ya mau bagaimana lagi, namanya juga butuh uang ya terpaksa tetap akan saya jual.”

Peternak sapi perah asal Musuk, Nur, mengatakan harga sapi perah juga anjlok. Dia berharap pemerintah membuat kebijakan yang justru merugikan peternak. Impor daging dinilai hanya menguntungkan pengusaha yakni importir.

Dia menyayangkan dalih pemerintah menyejahterakan masyarakat dengan menekan harga daging sapi justru merugikan para peternak dan petani yang selama ini banyak menopang ekonomi rakyat kecil.
“Kalau kebijakan ini diteruskan kami peternak bakal bangkrut.”

Di satu sisi dia juga mempertanyakan karena penurunan harga sapi tidak diiringi dengan penurunan harga daging sapi di pasaran. Saat ini harga daging sapi kualitas super masih bertengger di kisaran harga Rp115.000/kg hingga Rp 120.000/kg. “Jadi siapa yang diuntungkan? Peternak dan masyarakat belum menikmati.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya