SOLOPOS.COM - Peternak milineal di Kabupaten Semarang, Mohammad Rizki Kurniawan saat memberikan makan ayam KUB miliknya, Minggu (28/5/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Bisnis di bidang peternakan bagi kalangan milenial masih menjadi hal yang jarang diminati. Namun berbeda dengan pemuda yang bernama Mohammad Rizki Kurniawan asal Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang ini.

Ia memilih berternak ayam daripada bekerja di sebuah perusahaan. Rizki sapaan akrabnya mengaku terpikat dengan memilih berternak ayam KUB (Kampung Unggul Balebangtan) setelah melihat bazar tentang peternakan di Ungaran, Semarang tahun 2018.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Dia memantapkan diri beternak ayam jenis itu karena ayam jenis itu merupakan salah satu ayam unggul dengan beberapa kelebihan.

“Keunggulan ayam KUB sendiri dibandingkan ayam kampung biasanya, yaitu lebih tahan terhadap penyakit, lebih banyak telurnya sampai 160 hingga 180 butir per ekor per tahun. Ayam KUB juga lebih cepat besar, ” kata Rizki saat ditemui Solopos.com, Minggu (28/5/2023).

Sebagai anak muda, Rizki tidak hanya berhenti pada membesarkan ayam dan menjualnya. Namun ia berinovasi dengan bergerak dari hulu ke hilir. Dari mulai proses penetasan hingga pembesaran ayam KUB. Semua hasil, mulai dari telur hingga ayam KUB bisa dijual.

“Kalau ayam KUB ini semua ada harganya. Mulai dari telur, ayam umur tiga hari, sepekan, umur 4 bulan, dan sampai indukan umur 6 bulan. Harganya berbeda,” ungkapnya.

Dikatakan, Rizki memilih tidak menjual telur ayam KUB. Telur itu ia tetaskan sendiri dengan mesin penetasan.

Sementara ayam usia satu pekan bisa dijual Rp 10.000 per ekor. Sedangkan untuk konsumsi, ayam umur 4 bulan dijual Rp45.000.

“Kalau indukan mulai Rp100.000-Rp150.000. Tapi jarang saya jual kalau indukan,” jelasnya.

Meskipun peternak ayam KUB di Kabupaten Semarang cukup banyak, namun diakui Rizki masih sedikit yang konsisten berbisnis ayam KUB. Mereka hanya melakukan penggemukan kemudian dijual. Padahal menurut Rizki yang paling menguntungkan adalah pada bibitnya.

“Cukup lumayan itu jual bibitnya. Saya juga punya mitra enam orang yang secara rutin ambil bibit di tempat saya. Kalau mereka kesulitan menjual, kami juga akan bantu,” katanya.

Dari hasil bisnis ayam KUB, kata Rizki, saat ini dirinya berhasil mengantongi omzet mencapai Rp5 juta-Rp10 juta per bulan. Itu hasil dari ratusan ayam di kandangnya dan mitra yang telah bekerja sama.

“Saya kan anak muda dan modal sendiri jadi memang belum bisa langsung dengan skala besar,” jelasnya.

Ke depannya, salain membesarkan peternakan ayam KUB miliknya, Rizki juga berencana melakukan tempat pelatihan berternak ayam. Tujuannya agar semakin banyak anak muda yang bisa mandiri dengan berternak.

“Kami sedang menyiapkan juga pelatihan beternak ayam. Nantinya berbayar tapi kami akan bimbing dengan maksimal,” tandasnya.

Dengan bisnisnya itu, Rizki beberapa waktu lalu menyabet penghargaan sebagai Young Ambassador Agriculture (YAA) Kementerian Pertanian (Kementan) RI tahun 2023.

Dalam ajang tersebut, Rizki bersaing dengan ribuan peserta lain dari seluruh Indonesia. Dia menjadi satu-satunya peserta yang memaparkan bisnis ayam.
Hal itu membuat Rizki saat ini semakin tertantang untuk terus memberikan dampak agar pemuda tidak malu untuk berternak.

“Saat ini juga kolaborasi dengan beberapa teman untuk semakin mengembangkan peluang bisnis peternakan untuk anak muda,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya