SOLOPOS.COM - Ilustrasi ternak ayam (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau peternak memperhatikan dan menjaga kondisi unggas secara intensif selama masa anomali cuaca untuk menghindari virus H5N1 atau flu burung.

Koordinator Unit Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Dinas Pertanian DIY Tri Wahana Adiwijaya mengatakan kasus flu burung akan menurun apabila suatu daerah telah benar-benar memasuki musim kemarau secara dominan.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

“Masih tingginya kasus flu burung disebabkan anomali cuaca yang mendorong virus H5N1 tumbuh subur,” kata dia, baru-baru ini.

Ia mengatakan dalam penanganan flu burung, peternak unggas dianjurkan untuk tetap memilih melapor daripada menangani sendiri.

“Memang masyarakat juga sebenarnya dapat menangani sendiri kalau ada kasus flu burung. Biasanya dengan menguburkan unggas yang mati, namun tentu bekas virus flu burung membutuhkan disinfektan serta penanganan khusus,” katanya.

Apalagi, menurut dia, virus penyebab flu burung saat ini cenderung memiliki tingkat keganasan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnnya. Hal itu, menurut dia, disebabkan partikel virus yang selalu mengalami perkembangan.

“Sekarang justru sulit terlihat tanda-tanda apakah unggas terpapar flu burung atau tidak. Tiba-tiba mati dan posistif terkena virus H5N1,” kata dia.

Menurut Tri, sejak 2003 hingga saat ini, DIY masih dinyatakan berstatus endemik flu burung. Suatu daerah dunyatakan tidak berstatus endemik apabila selama kurun enam bulan secara berturut-turut sama sekali tidak terjadi kasus kematian unggas akibat flu burung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya