SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi peternakan ayam (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO — Para peternak ayam berharap tahun 2020 menjadi tahun yang baik untuk pelaku bisnis budi daya ayam ras mandiri. Sebab hampir setahun ini, para peternak ayam ras mandiri mengalami kerugian akibat harga anjlok.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan pada Oktober hingga awal November 2019 harga ayam ras hidup sempat mencapai haraga Rp19.000/kg atau sekitar Rp1.000 di atas harga pokok produksi (HPP).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun setelah itu harga ayam kembali jatuh hingga Rp16.000/kg. Beruntung pascaaksi damai yang dilakukan para peternak di Jakarta, Rabu (27/11/2019), harga ayam sudah berangsur naik hingga Sabtu (30/11/2019) menjadi sekitar Rp17.500/kg.

Dia berharap di 2020 nanti harga ayam tidak kembali jatuh seperti yang terjadi sejak September 2018 hingga saat ini.

Parjuni juga berharap usulan yang telah disampaikan kepada pemerintah untuk memangkas jumlah bibit hingga 15 juta ekor per pekan di 2020 bisa disetujui untuk menjaga kapasitas produksi ayam secara nasional.

Dia yang juga terlibat pada aksi damai di kantor Jakarta, Rabu, tersebut mengatakan saat itu sudah diterima langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan.

“Mereka merespons positif untuk mengupayakan adanya kebijakan yang berpihak pada kami. Seperti mengenai adanya acuan untuk harga bibit dan pengawasan yang ketat pada harga ayam. Jangan sampai saat harga melambung kami dioyak-oyak, sedangkan saat harga anjlok seperti dibiarkan,” kata dia kepada , Minggu (1/12/2019).

Menurutnya, langkah untuk mengatasi harga ayam memang harus dilakukan secara cepat mengingat waktu produksi tidak lama.

“Umur ayam hanya 35 hari, ketika ada persoalan tidak segera ditangani, akan semakin menumpuk dan semakin rusak,” lanjut dia.

Mengenai prediksi 2020, Parjuni mengatakan tantangan di sektor budi daya ayam ras mandiri akan semakin berat dibandingkan tahun ini. Sebab diperkirakan jumlah bibit yang beredar juga akan meningkat.

Dia mengatakan pada 2019, potensi produksi ayam sekitar 68 juta-70 juta per pekan. “Itu pun kami minta pemangkasan terus. Sedangkan kekuatan pasar hanya sekitar 57 juta-58 juta ekor per pekan secara nasional,” kata dia.

Di sisi lain pada 2020, potensi produksi ayam per pekan bisa mencapai 75 juta-80 juta ekor per pekan. Sedangkan kemampuan pasar diperkirakan maksimal naik 5% dari tahun sebelumnya. Atau sekitar 60 juta-63 juta ekor per pekan.

“Untuk itu kami mengusulkan kepada pemerintah pada 2020 nanti ada pemangkasan bibit sekitar 15 juta per pekan,” lanjut dia.

Dia menjelaskan untuk saat ini pemangkasan jumlah bibit yang beredar hanya sekitar 2 juta ekor per pekan. Jumlah itu menurun dari September lalu yang mencapai 10 juta ekor atau Oktober lalu yang mencapai 5 juta ekor per pekan. Namun pada Desember ini pemangkasan jumlah bibit direncanakan naik menjadi 7 juta ekor per pekan.

Mengenai potensi harga ayam selama momentum Natal dan Tahun Baru ini pun menurutnya tidak akan bergerak signifikan.

“Kami katakan tidak akan ada dampak signifikan sebab pemangkasan bibit juga hanya 2 juta ekor per pekan,” kata dia.

Sementara itu diberitakan daging ayam di tingkat pedagang eceran di pasar pada momentum Natal dan Tahun Baru, termasuk sebagai komoditas yang diwaspadai menyumbang inflasi di Solo. Hal itu mengacu pada Desember 2018, Solo mengalami inflasi 0,57%.

Dimana inflasi tersebut dipacu oleh kenaikan harga beberapa komoditas termasuk daging ayam ras.

Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (SPPURLA) Bank Indonesia (BI) Solo, Bakti Artanta, mengatakan melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada Desember biasanya ada tren kenaikan harga. Sebab bulan itu bersamaan dengan momentum Natal dan menjelang Tahun Baru.

“November dan Desember biasanya inflasi. Kemudian hari ini kami melakukan pemetaan strategi yang akan dilakukan. Terutama di komoditas pangan. Utamanya cabai, bawang, telur, daging dan sebagainya,” kata dia belum lama ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya