SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk Urea. (Istimewa/pupuk-indonesia.com).

Solopos.com, WONOGIRI — Rencana pemerintah Wonogiri mewajibkan penebusan pupuk bersubsidi menggunakan kartu tani dikhawatirkan bakal menyulitkan petani. Hal itu lantaran selama ini masih ditemukan sejumlah masalah penebusan pupuk subsidi menggunakan kartu tani. 

Di sisi lain, pengurangan jenis pupuk bersubsidi dari enam jenis menjadi dua jenis yaitu, urea dan NPK juga dinilai akan memberatkan petani. Sebab biaya produksi petani akan meningkat. Terlebih saat ini harga pupuk dan bibit naik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rencana itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Sebagai informasi, kartu tani adalah sarana akses layanan perbankan yang berbentuk fisik atau elektronik berfungsi sebagai alat transaksi penebusan pupuk bersubsidi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Manunggal, Kecamatan Giritontro, Tugiyan, menyambut baik rencana tersebut dan akan mengikuti arahan pemerintah. Hanya, pemerintah harus benar-benar bertanggung jawab penuh atas apa yang telah direncanakan itu. Jangan sampai rencana itu justru lebih menyulitkan petani.

Sebab selama ini banyak petani yang sulit menebus pupuk subsidi menggunakan kartu tani. Permasalahan itu di antaranya kartu tidak aktif, kuota pupuk yang tersedia pada kartu kosong, dan pergantian nomor kartu tidak segera dilayani.

Baca Juga: Dorong Produktivitas, 127 Unit Alsintan Diserahkan kepada Petani di Wonogiri

Sementara, pengurusan pembenaran kartu tani dinilai ribet dan berlarut-larut. Hal itu yang menyebabkan petani menjadi enggan mengurus kartu tani untuk diperbaiki.

“Ada petani yang ingin mengganti nama dan nomor kartu tani dari 2020 sampai saat ini belum jadi juga. Kartunya belum tercetak oleh BRI [bank penyalur kartu tani]. Ini kan menyulitkan,” kata Tugiyan kepada Solopos.com, Selasa (29/11/2022).

Dia menilai jika masalah itu tidak segera diperbaiki dan terselesaikan, bukan tidak mungkin pada 2023 masalah itu akan terulang dan skalanya lebih besar. 

“Kalau sudah begitu, petani yang akan dirugikan banyak karena kami sebagai pemakai pupuknya,” ujar dia.

Baca Juga: Kuota Pupuk Subsidi di Kartu Tani Kosong, Petani Wonogiri Wadul ke Bupati

Di sisi lain, keputusan pemerintah mengurangi jenis pupuk subsidi sangat disayangkan petani. Hal itu bakal menambah beban produksi petani. 

“Kalau biasanya kami bisa dapat pupuk subsidi NPK, urea, SP 36. Nanti kami cuma dapat urea dan NPK. Padahal sebagai petani tadah hujan yang menanam jagung, ketela pohon, dan lainnya, SP 36 itu sangat dibutuhkan bagi kami untuk menguatkan akar dan batang tanaman,” ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah memberikan enam jenis pupuk subsidi , yaitu urea, NPK, ZA, SP 36, pupuk organik grandul, dan pupuk organik cair. Berdasarkan Permentan No. 10/2022, pemberian pupuk subsidi hanya dua jenis pupuk, yaitu urea dan NPK.

Petani lain asal Kecamatan Pracimantoro, Siswanto, mengatakan pengurangan jenis pupuk subsidi jelas akan membebani petani. Terlebih saat ini harga benih dan pupuk sudah merangkak naik sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada September 2022. 

Baca Juga: Potret Sukses Petani Muda, Kombinasi Ide dan Teknologi Jadi Kunci

“Benih jagung sebelum naik itu Rp80.000/kg. Sekarang jadi Rp120.000/kg. Begitu juga dengan pupuk, harganya ikut naik,” ujar dia.

Terpisah, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, petani yang bermasalah pada kartu tani tetap dapat menebus pupuk subsidi dengan cara manual. Mereka cukup membawa KTP atau KK yang terdaftar dalam RDKK kepada KPL.

Selanjutnya dikonfirmasikan kepada BRI untuk dilakukan pembenahan masalah pada kartu tani tersebut.

“Hal semacam itu bisa terjadi karena bisa jadi nama yang ada pada KTP dan kartu tani berbeda. Misalnya di KTP tertulis Soekarno dan kartu tani Sukarno. Kalau ada seperti itu tinggal panggil BRI, kami diundang, ditunjukkan, ini lo ada masalah seperti ini, kami mohon perbaiki. Selesai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya