SOLOPOS.COM - Petani Desa Tlobong, Kelanggu, Klaten menempelkan papan larangan berburu cacing di pematang sawah setempat, Jumat (2/11/2012).(Espos/Iskandar)


Petani Desa Tlobong, Kelanggu, Klaten menempelkan papan larangan berburu cacing di pematang sawah setempat, Jumat (2/11/2012).(Espos/Iskandar)

KLATEN-Para petani Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Klaten mengeluhkan ulah para pencari cacing yang kerap beroperasi di sawah-sawah mereka. Karena mereka dinilai sering kali nerusak pematang sawah para petani setempat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dalam mencari cacing mereka kerap kali ndukiri [menggali] pematang dan tidak mau mengembalikan dengan baik. Hal ini tentu merugikan petani, sebab petani harus mengembalikan tanah itu sendiri atau menyuruh orang lain. Sehingga petani harus mengeluarkan ongkos sendiri untuk mengembalikan pematang yang rusak tadi,” ujar salah seorang petani Tlobong, Wongso Sumarto, 75, ketika ditemui di sela-sela memperbaiki pematang di sawah Desa Tlobong, Jumat (2/11/2012).

Menurut dia pematang yang tanahnya diobrak-abrik sejumlah pencari cacing kerap kali tidak dikembalikan. Sehingga jika pemilik sawah di dekat pematang yang rusak itu ingin mengairi tanaman, akan kesulitan.

Karena air yang disalurkan ke sawah-sawah itu hanya mampir sebentar kemudian lewat melalui pematang-pematang yang rusak. Guna meminimalisasi penggalian liar itu warga membuat papan pengumuman berisi larangan mencari cacing pada pematang sawah di Tlobong.
Secara terpisah Kepala Desa Tlobong, Atok Susanto mengatakan kerusakan pematang tak hanya dialami para petani di desabya. Sebab para pencari cacing itu berpindah-pindah tempat tak hanya di Tlobong melainkan meluas ke kecamatan lain.

“Kelihatannya sepele, tetapi kalau dibiarkan nanti akan menimbulkan banyak masalah. Paling tidak hal itu akan mengganggu irigasi,” papar dia.

Dia menambahkan perburuan cacing di sawah dikhawatirkan akan memunahkan cacing. Padahal cacing dinilai mempunyai andil besar dalam proses penyuburan tanah. Terkait persoalan ini Atok mengimbau para pencari cacing yang bukan berasal dari desanya bisa mencari pekerjaan lain atau alih profesi.

“Atau kalah masih ingin mencari cacing,sebaiknya tanah-tanah yang mereka gali paling tidak dikembalikan dengan baik,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya