SOLOPOS.COM - Tarian Asmaradana meramaikan pembukaan UMKM dan Expo Lembutan Bansari yang merupakan bagian dari Festival Lembutan di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019). (Antara-Heru Suyitno)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Masyarakat di lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019), mulai menggelar Festival Lembutan 2019. Agenda itu menghidupkan kembali cara merajang daun tembakau secara tradisional.

Ketua Festival Lembutan 2019 Agus Zamroni mengatakan festival tahun kedua itu berlangsung selama tiga hari di Lapangan Desa Bansari lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat-Minggu (11-13/10/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam festival ini dipajang cacak atau alat manual perajang daun tembakau setinggi enam meter yang bisa dinaiki empat orang untuk berswafoto para pengunjung. Di bawahnya, terdapat 150 cacak yang akan digunakan untuk merajang daun tembakau bersama, Minggu mendatang.

Setelah agenda merajang massal itu, katanya, kegiatan akan dilanjutkan dengan jamasan cacak. Acara itu rencananya diawali para kades dari 13 desa di Kecamatan Bansari bersama panitia akan mengambil air di Sendang Ijo dengan menggunakan tujuh kelenting kemudian diarak. Selanjutnya, air akan dituangkan dalam satu gentong untuk ritual jamasan cacak.

Menurut dia, Festival Lembutan merupakan jalan tengah kedaulatan para petani tembakau, karena sampai saat ini harga daun tembakau tidak stabil. "Melalui kegiatan ini kita mengambil inisiatif untuk melestarikan 'lintingan' yang berasal dari tembakau lembutan," katanya.

Ia mengatakan kegiatan ini juga untuk mengumpulkan warga dari 13 desa di Kecamatan Bansari agar selalu guyup rukun. Selain itu, katanya untuk melestarikan budaya merajang tembakau secara manual atau tradisional dengan menggunakan cacak yang saat ini sudah ditinggalkan para petani karena sekarang banyak menggunakan mesin.

"Penggunaan cacak seperti itu sudah jarang ditemukan untuk merajang tembakau, maka kami munculkan kembali kebudayaan yang ada di wilayah Kecamatan Bansari ini," katanya.

Menurut dia rajangan tembakau menggunakan mesin dengan menggunakan alat tradisional ini hasilnya berbeda, kalau menggunakan cacak manual hasilnya bisa lebih lembut, cita rasanya lebih enak, dan warna tembakau lebih jernih dan menarik, kalau menggunakan mesin warna agak kebiru-biruan sehingga kurang menarik dan dari segi rasa juga berbeda.

"Sudah jarang yang menggunkan alat tradisional ini, maka kita adakan lomba ngrajang dan nganjang tembakau diikuti oleh warga usia 35 tahun ke bawah sebagai upaya regenerasi," katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya