SOLOPOS.COM - Petani memetik daun tembakau bagian atas yang tersisa di Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (1/12/2015). (JIBI/Antara Foto/Aditya Pradana Putra).

Harga rokok Rp50.000 dinilai bisa membunuh para petani tembakau.

Solopos.com, SEMARANG — Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah menolak keras atas wacana kenaikan harga rokok yang meresahkan sejumlah petani di daerah. Ketua DPD APTI Jateng Wisnu Brata mengatakan isu kenaikan harga rokok diangka Rp50.000 yang diembuskan masyarakat anti tembakau membuat petani tembakau geram.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka meminta kepada pemerintah mengambil langkah tegas untuk meredam kemarahan para petani. Menurutnya, isu kenaikan harga rokok bukan solusi tepat untuk mengurangi konsumsi rokok di dalam negeri. Sebaliknya, para petani tembakau justru kehilangan mata pencaharian.

Dia mengatakan petani tembakau tidak bisa diarahkan untuk beralih ke tanaman lain. Pasalnya, kondisi geografis daerah sangat berbeda. “Kami jelas menolak [kenaikan harga rokok]. Itu membunuh para petani,” paparnya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Senin (22/8/2016).

Data APTI Jateng menunjukkan luas lahan tembakau di Jateng sebanyak 65.000 hektare. Adapun jumlah petani saat ini tercatat 600.000-700.000 orang yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng. Wisnu menyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki kepedulian petani tembakau untuk melindungi nasib mereka. Dengan demikian, kondisi petani di lapangan mendapatkan kesejahteraan di lapangan.

Di tengah kondisi pelemahan ekonomi, kata dia, mestinya pemerintah memberikan kepastian mengenai hak hidup warganya. “Jangan samakan pendapatan dalam negeri dibandingkan negara lain. Di Australia, harga rokok mahal tapi pendapatan mereka sangat tinggi. Nah, survei di sini harga rokok terbilang sangat mahal,” paparnya. Baca juga: Inilah Daftar Harga Rokok di Asia, Indonesia Rangking 47.

Pihaknya memaparkan Jateng merupakan provinsi yang memberikan kontribusi terbesar urutan ke dua setelah Jawa Timur untuk komoditas tanaman tembakau. Dalam satu kali panen, mampu menghasilkan 50.000 ton tembakau yang tersebar di perusahaan rokok ternama di Indonesia. Baca juga: Harga Rokok di Indonesia Makin Murah Sejak 2003.

Adapun, beberapa wilayah penghasil tembakau terdapat di 22 kabupaten/kota yakni Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Pemalang, Tegal, Wonosobo, Kendal, Temanggung, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Semarang, Demak, Purwodadi, Rembang, Blora dan Sragen.

“Tiga wilayah penghasil tembakau terbesar berada di Temanggung, Kendal dan Magelang,” terangnya. Baca juga: Ahok: Rokok Asing Dibiarkan, Kenapa Lokal Dilarang?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya