Klaten (Solopos.com)–Petani tembakau di Kecamatan Manisrenggo, Klaten mengeluhkan mahalnya harga bibit tembakau. Selain itu, petani terpaksa menunda masa tanam II karena cuaca hujan yang tak menentu.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Petani dari Desa Nangsri, Paidi, 52, mengatakan trauma dengan kegagalan masa tanam 2010 lalu. Kendati demikian, ia berkeinginan kuat untuk menanam tembakau yang menjadi mata pencaharian sehari-hari.
“Bagaimanapun juga saya ingin menanam tembakau walau lahan yang digunakan tidak seluas tahun lalu,” terangnya kepada Espos, di desa setempat, Jumat (10/6/2011).
Keluhan mahalnya harga bibit juga dialami Jumiyo, 50, petani warga Desa Solodiran. Harga bibit tembakau per batang 2010 lalu hanya Rp 25-30 rupiah, sedangkan tah un ini, harga perbatang mencapai Rp 60-Rp 70 perbatang.
(m98)