SOLOPOS.COM - Hamparan tanaman tembakau terlihat di sejumlah lokasi di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. (ILUSTRASI/Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Kepala Dusun Brajan, Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali, Tukul, menjelaskan, petani di desanya saat ini mulai merambah pengembangan tanaman hortikultura. Mengingat tembakau hanya bisa panen setahun sekali.

Namun, tembakau masih tetap dijaga untuk dilestarikan penanamannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Warga desa akan terus menanam tembakau saat musim tanam tiba, menanam tembakau sudah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang kami, jadi akan terus kami lakukan setiap tahunnya,” kata Tukul.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Senden, Sugiyantoro, menjelaskan saat ini petani milenial mulai mencoba komoditas lain yakni hortikultura. “Dan hasilnya dengan tembakau itu tidak kalah jauh,” kata Sugiyantoro saat ditemui di Bangsal Pascapanen Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Sugiyantoro menjelaskan, proses yang menguras biaya petani tembakau adalah saat pascapanen. Mulai dari memetik daun tembakau hingga menjadi produk.

Baca juga: Luar Biasa! Festival Tungguk Tembakau Boyolali Dihadiri Ribuan Orang

“Kemudian saat ini ada komoditas, yang nilai jualnya cukup tinggi, salah satunya hortikultura, kami sebagai petani milenial bermaksud untuk mengembangkan itu [tanaman holtikultura], tapi bukan berarti kemudian meninggalkan tembakaunya ya, semua sektor akan tetap dikembangkan” kata dia.

Desa Senden mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian untuk mengembangkan produk pertanian mereka. Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian RI membangunkan Bangsal Pascapanen Hortikultura di Dusun Gunungsari.

Selain bangunan tersebut, pihak kementerian mengirimkan secara langsung beberapa fasilitas peralatan penunjang penanganan pascapanen.

Fasilitas tersebut meliputi satu unit roda tiga, satu unit mesin perajang, satu unit mesin pendingin, satu unit mesin penggoreng, satu unit mesin peniris minyak, satu unit continous sealer atau mesin press kemasan plastik otomatis.

Tujuan pembangunan bangsal tersebut untuk menumbuhkan embrio  badan usaha milik desa (Bumdes) Senden dengan pengelola Gapoktan Ngudi Luhur yang mayoritas petani milenial.

Baca juga: Bangsal Pascapanen, Cara Desa Senden Boyolali Kelola Komoditas Pangan

Selain itu, bangsal tersebut bisa menjadi upaya antisipasi terhadap fluktuasinya harga sayuran di Kecamatan Selo dan sekitarnya.

Diberitakan sebelumnya, tembakau merupakan tanaman andalan petani di Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali.

Meski hanya panen dalam satu tahun sekali yakni di penghujung musim penghujan, petani Desa Senden selalu merasakan keberlimpahan dari hasil panen tersebut.

“Tembakau merupakan tanaman andalan desa kami di musim kemarau, dari panen tembakau, warga bisa membeli kebutuhan seperti mobil, merenovasi rumah, naik haji, dan lain-lain. Sedangkan untuk musim hujan, warga menanam tanaman tumpang sari,” ucap Kepala Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Kepala Dusun Brajan di Desa Senden, Tukul menceritakan, panen tahun lalu warga Desa Senden ada empat orang yang mendaftarkan haji setelah panen.

Baca juga: Punya Julukan Boyolali Tersenyum, Ini Maknanya

“Memang sudah hal yang lumrah, sejak tahun-tahun sebelumnya juga begitu, apalagi waktu lima tahun yang lalu saat harga tembakau cukup tinggi, beberapa ada yang beli mobil,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di Depan Bangsal Pascapanen Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Tukul mengatakan sekitar lima tahun yang lalu harga tembakau kering per kilogram mencapai Rp100.000, sedangkan saat ini harga panen tembakau kering dikisaran Rp80.000.

Meski demikian, ia menyebutkan rata-rata warga Desa Senden bisa mendapatkan keuntungan Rp10 juta bersih dari hasil panen tembakau per satu musim.

Tukul memperkirakan, luas tanah satu hektare (ha) bisa memanen tembakau basah seberat delapan ton. Setiap satu kuintal tembakau basah bisa menghasilkan 18 kilogram tembakau kering.

Tidak dipungkiri, rata-rata warga masyarakat desa Senden memiliki lahan berhektare-hektare untuk ditanami tembakau. Mereka menanam tembakau dipenghujung musim hujan.

Baca juga: Mengenal Tembakau Srintil dari Temanggung yang Terkenal Istimewa



Menurut Tukul, jenis tanaman yang tahan panas hanya tembakau. Selain itu perawatan yang dilakukan untuk tanaman tembakau cukup mudah. “Perawatan mudah itu mudah, kalo diberi obat, obatnya cuma buat mengusir ulat dan wereng, itu saja,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya