SOLOPOS.COM - Pekerja menata daun tembakau hasil panen di salah satu lahan Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Minggu (5/9/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Luas tanam tembakau diperkirakan menurun sekitar 30 persen. Salah satu penyebab menurunnya luas tanam lantaran petani kurang modal.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Kadarwati, mengatakan jumlah petani yang bertanam tembakau tahun ini berkurang banyak. Hal itu terlihat di kawasan yang selama ini menjadi pusat pertanian tembakau. Hamparan tembakau kian jarang terlihat. Hal serupa terjadi di Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di Klaten kalau diperkirakan luas tanam menurunnya ada sekitar 30 persen,” kata Kadarwati saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: 14 Pasangan Tak Resmi Terciduk Ngamar di Hotel Klaten, Ada yang Masih 19 Tahun

Faktor penyebab menurunnya minat petani tanam tembakau beragam. Salah satunya faktor cuaca. Anomali cuaca dengan musim kemarau masih terjadi hujan membuat petani merugi. Ketika tanaman terguyur hujan, kualitas daun tembakau menurun.

Termasuk ketika proses pengeringan terutama para petani tembakau rajangan. Proses pengeringan hasil rajangan sangat tergantung terhadap panas matahari. Faktor lain yakni kekurangan modal. Faktor cuaca yang tak menentu membuat petani tembakau merugi selama bertahun-tahun.

Kadarwati berharap ada kebijakan pemerintah pusat terkait tata kelola tembakau untuk melindungi petani. Salah satunya dengan asuransi lahan yang ditanami tembakau.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Widiyanti, mengatakan sentra tembakau Klaten tersebar di 11 kecamatan terdiri dari dua jenis tembakau yakni tembakau asepan dan rajangan. Sentra tembakau rajangan seperti di Kecamatan Manisrenggo di 12 desa dan Prambanan di 11 desa. Sementara, sentra pertanian tembakau asepan seperti di Kecamatan Tulung di 18 desa, Ceper 12 desa, dan Trucuk 11 desa.

Baca Juga: Awas Kecele Lur! Jalan Utama Menuju Umbul Ponggok Klaten Ditutup 2 Pekan Lho

Widiyanti belum bisa memastikan penurunan luas tanam tembakau di Klaten tahun ini. Pasalnya, saat rata-rata tanaman belum memasuki masa panen. Namun, dia membenarkan ada sebagian petani tembaku yang beralih menanam sayuran saat kemarau tiba. Faktor utama yang memengaruhi yakni cuaca.

“Karena faktor cuaca [ketika kemarau tiba] masih cukup banyak air [hujan]. Petani ragu-ragu menanam tembakau karena risiko mengalami kerusakan. Kalau tembakau susah turun hujan, tanaman akan rusak. Secara umum memang mengalami penurunan. Namun, kami juga dapat informasi di beberapa daerah yang masih nekat tanam tembakau ternyata hasilnya bagus,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya