SOLOPOS.COM - Perwakilan petani dari Desa Pagersari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung beraudiensi dengan Komisi C DPRD Kabupaten Temanggung tentang sulitnya mendapatkan pupuk, Senin (6/1/2020). (Antara-Heru Suyitno)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Ratusan petani Desa Pagersari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (6/1/2020), mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Temanggung, Mereka mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Perwakilan petani itu diterima oleh Ketua DPRD Kabupaten Temanggung, Yunianto, jajaran Komisi C DPRD Temanggung, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Masrik Amin Zuhdi. Iswanto dari Kelompok Tani Jaya Abadi Dusun Ngempon, Desa Pagersari menyampaikan kondisi di lapangan cukup ironis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani tak bisa membeli pupuk itu meskipun mempunyai uang.

“Walaupun kami punya uang untuk menebus pupuk di toko yang telah ditentukan ternyata barang tidak ada, kami sudah tiga kali ke toko ternyata tidak ada barang, ini ironis sekali, padahal katanya sudah ada kuota,” katanya.

Ketua Gapoktan Desa Pagersari, Kecamatan Tlogomulyo, Suparji, meminta supaya ada penambahan kuota pupuk ZA dan SP36. Selain itu, ia juga meminta ada penambahan pengecer pupuk di Tlogumulyo, khususnya di Desa Pagersari.

“Kami meminta untuk memberikan akses langsung kepada kami di Desa Pagersari yang letak geografisnya memang terlalu jauh dengan akses turun ke toko-toko pengecer yang ada di bawah,” katanya.

Pihaknya juga meminta dipermudah dalam pembelian pupuk tanpa Kartu Tani karena banyak anggota kelompok tani belum mengerti tentang Kartu Tani dan permasalahan yang ada di Kartu Tani tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Masrik Amin menyampaikan terjadi kesalahpahaman karena permentan yang terkait subsidi pupuk baru ditandatangani awal Januari 2020. Akibatnya, distributor memang belum mendapatkan perintah untuk menyalurkan pupuk ke kios pupuk lengkap (KPL) sehingga posisinya seolah-olah pupuknya langka.

“Sebetulnya tinggal menunggu waktu saja, mungkin satu minggu lagi sudah ada pupuk karena Permentan sudah ditandatangani sehingga sudah ada arahan dari Kemenkeu untuk tahun ini semaksimal mungkin menggunakan pupuk dengan penebusan menggunakan kartu tani sehingga kejadain seperti ini tidak terulang,” katanya.

Berdasarkan data yang ada, katanya, kuota untuk Desa Pagersari ternyata kemarin sudah habis dan pembeliannya 30% menggunakan Kartu Tani sedangkan 70% tidak gunakan Karti Tani. Kemungkinan, duganya, penebusan mengacu pada rencana definitif kebutuhan kelompok.

“Hal ini akan kita perbaiki, agar petani secara maksimal menggunakan kartu tani dalam penebusan pupuk,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya