SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Hariasn Jogja/dok)

Ilustrasi (JIBI/Hariasn Jogja/dok)

KULONPROGO—Peguyuban Wahana Tritunggal yang merangkul petani pesisir di Temon menolak pembangunan bandara di wilayah itu. Sementara itu, Pemkab Kulonprogo mulai mengidentifikasi lahan calon bandara.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Ditemui di sekretariat peguyuban tersebut, Dusun Kepek, Desa Glagah, Temon, Senin (8/10/2102), Ketua Paguyuban Purwinto, menjelaskan paguyubannya sepakat menolak kehadiran bandara.

Alasan pertama menurut dia, lahan pertanian pesisir merupakan peninggalan nenek moyang mereka yang diturunkan secara turun-temurun. Warisan itu harus dipertahankan karena merupakan hak warga.

Selain itu lahan pertanian tersebut memberikan harapan besar untuk masa depan anak-cucu karena memberi peluang pekerjaan, tidak hanya bagi warga sekitar tapi juga bagi warga dari daerah lain yang menjadi buruh pertanian.

“Dapat dikatakan lahan pertanian  pesisir pantai dari Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran  banyak memberikan kontribusi dan harapan besar untuk meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarga mereka di masa depan,” lanjut Puwinto.

Sementara itu, terkait proses pembangunan bandara, Sekertaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Budi Wibowo mengatakan pemerintah saat ini tengah mengidentifikasi lahan atau aset milik pemerintah di sekitar daerah calon bandara. Identifikasi itu bertujuan untuk memindahkan aset ke daerah tertentu jika sudah ada kepastian pembangunan bandara di wilayah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya