SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180915/516/939903/petani-buah-di-sarangan-magetan-terpaksa-kulak-stroberi-dari-bandung" title="Petani Buah di Sarangan Magetan Terpaksa Kulak Stroberi dari Bandung"></a></p><p><strong>Madiunpos.com, NGAWI</strong>&nbsp;<span>– Musim kemarau memaksa sejumlah petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berpaling dari menanam padi.&nbsp;</span><span>Petani sengaja tidak menanam padi untuk menghindari kerugian gagal panen akibat kekurangan air.</span></p><p><span>Agar lahan tetap produkif, para petani beralih menanam palawija ataupun tanaman hortikultura. Petani&nbsp;</span><span>di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, misalnya beralih <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180915/516/939903/petani-buah-di-sarangan-magetan-terpaksa-kulak-stroberi-dari-bandung" title="Petani Buah di Sarangan Magetan Terpaksa Kulak Stroberi dari Bandung">menanam melon</a>&nbsp;di lahannya karena dinilai lebih menguntungkan dari pada padi saat musim kemarau seperti yang berlangsung kini.</span></p><p><span>Petani desa Kasreman, Sriyono, Senin (17/9/2018), mengatakan luas lahan sawah yang telah dialihkan untuk bercocok tanan melon di desanya mencapai 15 hektare.&nbsp;</span><span>"Dengan menanam melon, area sawah kami tetap produktif dan menguntungkan," ujarnya.</span></p><p><span>Adapun, buah melon dipilih karena komoditas tersebut cocok ditanam di musim kemarau. Yakni tahan cuaca panas dan tidak membutuhkan banyak air seperti halnya saat menanam padi.</span></p><p><span>Rata-rata para petani di desa tersebut memiliki lahan berkisar setengah <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180915/516/939844/kpu-kota-madiun-tetapkan-pemilih-hasil-perbaikan-148.289-orang" title="KPU Kota Madiun Tetapkan Pemilih Hasil Perbaikan 148.289 Orang">hingga dua hektare</a>. Di tingkat petani, satu kilogram melon dijual dengan harga Rp5.000 hingga Rp6.000.</span></p><p><span>Harga tersebut naik Rp2.000 jika dibandingkan dengan musim penghujan yang hanya mencapai Rp4.000 per kilogram.&nbsp;</span><span>"Saat ini sedang masa panen. Harganya juga bagus karena memasuki musim kemarau dan banyak permintaan," katanya.</span><br /><br /><span>Petani melon lainnya, Suroto mengaku, pada September 2018 merupakan panen kedua selama musim kemarau berlangsung.</span></p><p><span>Meski demikian, para petani tetap harus waspada dengan hama tikus yang menyerang buah melon siap panen.</span></p><p><span>"Pengganggunya itu tikus. Meski sudah dikasih jebakan, tetap saja merusak buah melon. Jadi hamanya itu tikus," kata Suroto.</span></p><p><span>Pihaknya menambahkan para petani di daerah setempat, akan berhenti menanam melon, <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180915/516/939949/ponorogo-dapat-kuota-358-lowongan-cpns-berminat-mendaftar" title="Ponorogo Dapat Kuota 358 Lowongan CPNS, Berminat Mendaftar?">setelah musim hujan tiba</a>. Dan setelah itu beralih kembali menanam padi.</span></p><p><span>Adapun, wilayah sawah di Kabupaten Ngawi yang biasanya digunakan petani untuk beralih menanam melon di antaranya terdapat di Kecamatan Geneng, Kwadungan, dan Widodaren.</span></p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya