SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

Boyolali (Solopos.com)–Para petani di Kabupaten Boyolali mulai menanggalkan pupuk kimia. Mereka beralih menggunakan pupuk organik yang dirasa lebih ramah lingkungan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Akibatnya, realisasi penyerapan pupuk Urea bersubsidi hingga Mei 2011 belum maksimal. Penyerapan pupuk urea hanya mencapai 87,2% dari kebutuhan petani sebesar  13.500 ton.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Boyolali, Wisnu Hermadi, mengatakan tidak maksimalnya penyerapan pupuk Urea disebabkan para petani saat ini banyak beralih menggunakan pupuk organik.

“Para petani mulai sadar dan merasakan keuntungannya menggunakan pupuk organik. Selain harganya lebih murah juga ramah lingkungan,” katanya kepada wartawan, Sabtu (18/6/2011).

Menurutnya, para petani sedang menggalakan produksi pupuk organik dengan memanfaatkan limbah kotoran hewan seperti sapi. Selain itu, akibat serangan hama wereng terhadap tanaman padi, para petani membiarkan lahan sawahnya tidak ditanami.

Kepala Seksi Tanaman Padi dan Palawija, Distanbunhut Boyolali, Sugiarto menambahkan pendistribusian pupuk bersubsidi  tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan petani di setiap kelompok.

“Mereka tidak  mungkin kekurangan pupuk pada setiap kelompoknya,” katanya.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya