SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Moh Khodiq Duhri)

Harianjogja.com, JOGJA-Warga Balirejo, Muja-Muju, Umbulharjo mengeluhkan lahan pertanian yang kering. Kondisi itu sudah terjadi selama tiga kali masa tanam dan panen padi berlalu. Diduga kekeringan itu akibat kerusakan saluran irigasi yang tak kunjung dibenahi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja.

Air yang mengairi wilayah tersebut, menurut warga, berasal dari saluran pengairan di sebelah galeri seni Affandi, Jl. Laksda Adisutjipto. Warga menyatakan, ketika musim kemarau berlangsung sebelumnya, kekeringan tidak terjadi separah saat ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah satu tahun lebih tak ada air, parit juga tidak ada air. Katanya mau dibenahi, tapi kok belum, kami jadi tidak bisa mengerjakan sawah,” ujar Harjo Suwondo, yang mengolah lahan petak sawah 3.000 meter persegi saat dijumpai seusai meninjau sawah, Senin (15/9/2014).

Akibat tidak ada air, hampir setahun lebih ia tidak dapat mengolah sawah dan tak mendapatkan penghasilan. Saat ini, sawah yang dulu bisa ia olah, kering ditumbuhi semak. Padahal, biasanya ia bisa mendapatkan sekitar tiga kuintal padi dari satu petak sawah.

Begitu juga dengan Trisno Suwito. Ia sempat memulai untuk menanam cabai dan ketela, namun untuk mengairi tanaman, ia menggunakan air yang dibawa dari rumah.

“Kalau bisa, cepat dialiri, agar kami bisa menanam lagi. Saya juga punya kolam gurami, tapi karena tidak ada air, ikan masih kecil-kecil sudah saya jual,” keluh Trisno, terpisah.

Sumarijan, yang juga merupakan buruh tani mengatakan, tanah garapannya sekitar 1.500 meter persegi juga sudah lama tak teraliri. Sawah yang biasa ia olah, terbengkalai. Ia sempat mencoba untuk menanam ketela, namun, akibat tanah sama sekali tak tersentuh air, ketela amat sulit dicabut.

“Pemerintah kok enggak mikirin rakyat kecil. Tidak mau terjun lihat keadaan sebenarnya,” ucap Sumarijan.

Sumarijan menyatakan, ia bersama petani lain, kerap membicarakan masalah kekeringan tersebut. Sempat ada niat demo, namun mereka memikirkan bahwa demo hanya akan menguras energi.

Kepala Seksi Pengairan, Dinas Permukiman Prasarana dan Sarana Pemkot Jogja, Endar Sri Mulwati mengungkapkan, kekeringan yang terjadi di area persawahan Balirejo, disebabkan ambrolnya dinding saluran irigasi Ngebruk, di dekat galeri seni Affandi. Dan saat ini memasuki tahap proses perbaikan. “Dijadwalkan selesai akhir September,” tutur Endar.

Kerusakan tersebut, dinilai Endar memang parah dan mengganggu aliran air ke persawahan. Endar tak memungkiri, tak hanya warga Muja-Muju yang mengeluh, melainkan juga warga yang memiliki sawah di wilayah Timoho, Warungboto, dan lainnya.

“Kami sudah menyampaikan surat kepada masyarakat mengenai kerusakan saluran pengairan tersebut, pada Juli atau Agustus 2014. Namun, kerusakan itu, setahu kami belum sampai setahun, namun memang terjadi pada tahun ini,” terang Endar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya