SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Kenaikan harga pupuk urea sebesar 10% sangat disayangkan para petani dan kepala dukuh di Kulonprogo. Selain memberatkan, mereka juga menganggap kenaikan harga tersebut tidak adil karena petani akan semakin terpuruk, terutama saat harga panen padi anjlok.

Menurut Dwi Setyowibowo, Kepala Dukuh III,  Garongan, Kecamatan Panjatan, kenaikan pupuk urea sangat memberatkan petani di wilayahnya. “Kenaikan itu sangat memberatkan. Kalau harganya naik 10 persen dari harga sebelumnya, Rp80.000 per sak berarti saat ini petani harus membayar Rp90.000 per sak,” keluhnya kepada Harian Jogja, Kamis (19/1/2012).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Belum lagi, tambah Dwi, petani harus membayar biaya transportasi pengiriman pupuk dari distributor ke masing-masing kelompok. Setiap sak, katanya, dibebani biaya transportasi sebesar Rp1.000.

Dwi menerangkan, beban petani akan semakin tinggi bila kenaikan harga pupuk urea tidak diimbangi dengan harga pasar yang menguntungkan petani. “Selaku petani, saya keberatan dengan kenaikan harga pupuk tersebut. Sebab, kenaikan harga pupuk urea belum tentu memberi hasil kepada petani. Kalau panen dan harga pasaran jatuh, kerugiannya semakin besar,” tukas dia.

Hal sama disampaikan Suwarso, Kepala Dukuh IV, Tayuban, Kecamatan Panjatan. Meski mengaku belum mengetahui secara pasti kenaikan harga urea, Suwarso keberatan jika hal itu dilakukan. Sebab, tambah dia, kenaikan tersebut berdampak pada naiknya harga kebutuhan lainnya seperti beras dan sayur-sayuran yang menggunakan urea.

JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya