SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Seratusan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Panceran Rezeki, Tiyaran, Bulu mengeluhkan debit air dari Colo Barat yang menurun terus sejak Selasa (4/5). Kondisi demikian diungkap Kepala Desa Tiyaran, Sunardi ketika dijumpai wartawan di Gedung Dewan, Rabu (5/5).

“Kemarin memang para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Panceran Rezeki mengeluhkan debit air dari Colo Barat yang terus menurun. Mereka mengatakan penyebab turunnya debit air itu akibat saluran air di Colo Barat sedang diperbaiki,” jelas Sunardi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, Sunardi menjelaskan, ada sekitar 100 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Panceran Rezeki. Mereka mengelola sawah yang luasnya mencapai 36 hektare (Ha) dengan sistem irigasi setengah teknis.

Masih mengenai sulitnya pengairan sawah, Sunardi menjelaskan, walau upaya penyedotan sudah maksimal namun air yang keluar tetap sangat sedikit. “Kalau sumber airnya memang kecil walau disedot seberapa pun ya masih tetap sedikit. Kondisi ini membuat para petani kebingungan,” tandasnya.

“Turunnya debit air ini selain menyulitkan petani juga meningkatkan ongkos produksi. Bagaimana tidak, untuk satu patok lahan atau seluas 2.800 meter persegi, biaya sedot air mencapai Rp 300.000 hingga panen. Kalau airnya tak keluar, petani tentu akan rugi,” tandasnya.

Dihubungi, Kepala Divisi Asa Jasa Tirta V, Winarno mengatakan, tidak mengetahui mengenai adanya perbaikan saluran air di Colo Barat. “Kalau perbaikan saluran air saya tidak begitu tahu. Yang lebih tahu mustinya Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS),” tandasnya.

Winarno menambahkan, sampai saat ini pasokan air dari Colo Barat untuk persawahan penduduk masih normal. “Debit air yang kami salurkan sampai sekarang masih normal kok. Untuk Colo Barat sebanyak tiga meter kubik per detik kemudian untuk Colo Timur mencapai 15 meter kubik per meter,” jelasnya.

Mengenai pasokan air dari Colo Barat, Winarno mengakui, memang belum maksimal. “Untuk yang Colo Barat maksimalnya memang lima meter kubik per detik. Tapi karena sekarang musim hujan, agar tidak terjadi limpahan air maka distribusi air kami kurangi,” tandas dia.

aps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya