SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok.Solopos)

Petani Gunungkidul tidak berani menanam bawang merah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Petani bawang merah di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, tidak berani menanam bawang merah sepanjang tahun. Alasannya, saat panen, mereka jarang mendapat harga tinggi.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Ketua Kelompok Tani Sumber Mulyo di Dusun Blimbing, Desa Karangrejek Supriyatno mengatakan, ketika di Kulonprogo harga bawang merah tinggi, petani bawang merah di Karangrejek pun tak merasakan keuntungan yang sama. Pasalnya, petani di Karangrejek belum mulai menanam bawang merah.

“Kami biasa menanam bawang merah sekitar bulan Juni saat mulai masuk musim kemarau,”  ungkap dia, Jumat (27/3/2015).

Ia menambahkan, petani belum berani menanam bawang merah sepanjang tahun karena risiko yang sangat besar terutama saat musim hujan. Menurutnya, belum ada petani yang sukses menanam bawang merah saat musim hujan. Ketika musim hujan, tanaman lebih mudah terserang hama dan penyakit.

“Kami belum menemukan cara yang tepat agar bisa menanam bawang merah sepanjang tahun. Kami menanam bawang merah biasanya setelah tanam padi dan palawija,” ujar dia.

Petani lainnya Harto Wiharjo menambahkan, tahun lalu, petani bisa menjual bawang merah dengan harga Rp10.000 hingga Rp15.000 setiap kilogram.

“Satu kilogram bibit bawang merah bisa menghasilkan 20 kg hingga 30 kg bawang merang. Hasilnya lumayan bagus,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya