SOLOPOS.COM - Bupati Etik Suryani dan Wabup Agus Santosa melaksanakan gropyokan tikus bersama petani di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto pada Jumat (9/4/2021). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Memasuki musim tanam (MT) II, petani di wilayah Kabupaten Sukoharjo mengintensifkan gropyokan tikus. Hal ini guna memaksimalkan produksi padi di Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu lumbung pangan di tingkat nasional.

Seperti yang dilakukan petani di wilayah Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo pada Jumat (9/4/2021). Puluhan petani bersama Bupati Etik Suryani dan Wakil Bupati (Wabup) Agus Santosa melakukan gropyokan tikus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan ekor tikus pun berhasil ditangkap saat gropyokan tersebut. Berdasarkan pantauan Solopos.com, gropyokan tikus dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Seluruh elemen bersama-sama melakukan pemburuan dengan pembongkaran sarang tikus. Mereka disebar di seluruh area persawahan seluas 135 hektare dengan membawa berbagai peralatan seperti cangkul, alat pemukul dan lainnya.

Baca Juga: 10 Kota Tersehat di Jawa Tengah, 4 dari Soloraya Hlo

Etik Suryani dan Agus Santosa terlihat serius mengamati gerakan di saluran air lahan persawahan. Dengan berbekal alat berupa pentungan dari bambu, keduanya menunggu setiap gerakan di dalam air. Begitu terlihat ada gerakan, tangannya dengan membawa pentungan pun spontan langsung memukul tepat disumber gerakan tersebut.

Meski demikian, Etik sempat takut melihat tikus keluar dari lubang tanah. "Nah ki entuk tikuse," kata dia sambil bersorak kegirangan.

Etik meminta petani di Sukoharjo melaksanakan gropyokan tikus sebelum memulai masa tanam padi. Langkah ini dilakukan guna mendapatkan hasil maksimal produksi padi di tahun ini. Gropyokan tikus sebagai upaya efektif menekan serangan hama dari binatang pengerat tersebut.

Etik juga mengingatkan kepada petani untuk tidak menggunakan jebakan listrik dalam membasmi hama tikus. "Pemkab Sukoharjo melarang petani memakai jebakan listrik untuk basmi tikus. Karena sangat berbahaya," katanya.

Deretan Hama

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti mengatakan anomali cuaca yang terjadi setahun belakangan ini mengakibatkan organisme pengganggu tanaman (OPT) cukup tinggi. Di tahun lalu, serangan OPT untuk hama penggerek batang menyerang 295 hektare (ha) tanaman. Lalu hama wereng menyerang 577 ha, dan tikus seluas 651 ha lahan persawahan. Dari serangan OPT ini mengakibatkan lahan seluas enam ha di Kecamatan Mojolaban puso.

Sementara hingga Maret tahun ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat serangan OPT penggerek batang menyerang 98 ha, wereng 64 ha dan tikus 180 ha. "Dari serangan itu juga enam ha lahan puso. Tiga ha lahan di kecamatan Tawangsari dan tiga ha lahan di Sukoharjo kota," kata dia.

Serangan hama tikus paling mengkhawatirkan dan relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi cukup tinggi. Untuk itu diperlukan gerakan gropyokan tikus massal guna menekan serangan hama tikus.

Kepala Desa (Kades) Pranan, Jigong Sarjanto mengatakan serangan tikus meningkat selama musim penghujan ini. Bahkan populasinya meningkat hingga dua kali lipat, sehingga diperlukan upaya pemberantasan tikus melalui gerakan gropyokan secara massal.

Baca Juga: Ponco Gantikan Suparno Menje Jadi Kades Girimulyo Karanganyar

Gropyokan tersebut kerjakan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat. Tidak hanya Pemdes dan petani, melainkan gabungan kelompok tani (Gapoktan), warga dan anak-anak. Gropyokan ini dinilai efektif dilakukan sebelum pengolahan lahan memasuki musim tanam. Kegiatan ini pun secara intensif akan dilakukan guna membasmi tikus hingga ke sarangnya. "Kita pantau semua tikus di lubang-lubang di areal persawahan. Saat ini hama tikus masih menjadi ancaman bagi petani di sini," katanya.

Dia mengatakan gropyokan tersebut berhasil menangkap dan membasmi ratusan tikus. Tikus-tikus ini kemudian dikumpulkan, lalu dikuburkan. Pihaknya berharap gerakan gropyokan tikus aktif dilakukan petani agar lahan pertaniannya tidak diserang hama tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya