SOLOPOS.COM - Petani dan anggota TNI-Polri melakukan geropyokan tikus di lahan pertanian di Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jumat (28/1/2022). (Istimewa/Havid Danang)

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani bersama anggota TNI-Polri gencar melakukan geropyokan tikus di lahan persawahan yang menerapkan konsep indeks pertanaman (IP) 400. Tikus merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang selama ini menjadi momok bagi petani saat masa tanam padi.

Pada Jumat (28/1/2022), kelompok tani Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo, melakukan geropyokan tikus di areal persawahan seluas 140 hektare. Kegiatan itu dihadiri Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Komandan Kodim (Dandim) 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Agus Adhy Darmawan dan unsur forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan syarat lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 adalah ketersediaan pasokan air selama empat kali masa tanam.

Baca juga: Ramai-Ramai Buru Tikus Agar Petani Sukoharjo Tak Pakai Jebakan Listrik

Selain itu, lahan pertanian tersebut sudah tiga kali masa tanam dalam setahun. Guna mengoptimalkan konsep IP400, para petani dibantu anggota TNI-Polri melakukan geropyokan tikus di lahan pertanian.

“Kegiatan geropyokan tikus tak hanya dilaksanakan di Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo, melainkan sejumlah lokasi lain seperti Bulu dan Polokarto. Kami mendorong kelompok tani ikut berpartisipasi membasmi tikus agar hasil panen padi lebih maksimal,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.

Menggigit Batang Padi

Menurut Bagas, hama tikus lebih cepat berkembang biak saat kondisi tanah lembap selama musim penghujan. Tikus membentuk kelompok dan menggigit batang tanaman padi. Mereka bisa merusak lebih dari tiga hektare sawah dalam semalam.

Baca juga: Penuhi Kebutuhan, Petani Sukoharjo Diminta Gunakan Market Place Semaai

Saat ini, para petani mulai menerapkan konsep IP 400 di lahan pertanian saat masa tanam (MT) I. Lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 seluas 10.000 hektare yang tersebar di 12 kecamatan. Sukoharjo menjadi daerah pilot project penerapan konsep IP 400 di Indonesia.

“Untuk pupuk bersubsidi tak ada masalah. Petani tetap bisa menebus pupuk bersubsidi di kios pupuk lengkap (KPL) terdekat. Dalam waktu dekat, saya akan meneken surat keputusan alokasi pupuk bersubsidi di Sukoharjo,” ujar dia.

Camat Sukoharjo, Havid Danang P. W., mengatakan tak sedikit petani yang sambat gara-gara serangan hama tikus yang mengganas. Havid lantas berkoordinasi dengan pengurus gabungan kelompok tani (gapoktan) Kelurahan Banmati untuk melaksanakan geropyokan tikus.

Baca juga: Ogah Jebakan Listrik, Sukoharjo Pilih Tyto Alba untuk Basmi Hama Tikus

Serangan hama tikus kian mengganas saat musim penghujan. Padahal, para petani tengah menanam benih padi saat awal MT I. Mereka khawatir benih padi yang baru ditanam dirusak hama tikus.

“Kegiatan geropyokan tikus juga melibatkan para pelajar sebagai bagian dari edukasi pertanian. Kegiatan ini bakal dilakukan secara rutin selama musim penghujan untuk mengurani populasi tikus di areal persawahan,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya