SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com)– Sejumlah petani di Kecamatan Colomadu mengamati siklus perkembangan wereng. Berdasarkan pengamatan di sejumlah lahan sawah di Colomadu pada Januari-Mei 2011, setiap tanggal satu terjadi penetasan wereng. Karena itu, mereka memperkirakan akan terjadi ledakan hama wereng lagi kira-kira tanggal 1 Juli nanti.

“Siklus hidup wereng sendiri antara 30-35 hari. Semoga saja awal Juni intensitas sinar mataharinya penuh, sehingga bisa menekan penetasan telur-telur wereng,” ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Colomadu, Sukarjoko, Senin (30/5) siang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun bila pada bulan tersebut masih tetap ada mendung dan hujan, mka perkembangbiakan wereng justru meningkat.

Parahnya lagi, kata dia, kalau tanaman padinya berumur di atas satu bulan, maka akan mempersulit pendendalian. Sebab penyemprotan tidak bisa dilakukan hingga ke pangkal padi, tapi hanya sebatas hinga di daun. Sebisa mungkin, seharusnya penyemprotan itu kena pada hama werengnya.
Karena itu, ia mengimbau kepada para petani agar sawahnya tidak banyak genangan air. Pemupukan pun sebisa mungkin tidak menggunakan pupuk urea.

Yang tak kalah penting, lanjut Sukarjoko, yakni penanaman dengan sistem jajar legawa atau agak lebar. Penanaman dengan sistem itu bertujuan untuk mengurangi kelembaban karena wereng sangat suka dengan kondisi tempat yang lembab.

Pada tahun lalu, Colomadu merupakan kecamatan paling parah yang terkena wereng, sebab mayoritas lahan sawah di sana terkena wereng. Sampai-sampai banyak petani yang sawahnya mengalami puso atau gagal panen.

“Bila memang diadakan penyemprotan, sebaiknya menggunakan pestisida yang sudah direkomendasikan untuk wereng, sebab banyak pentani yang tidak menghiraukan obat semprot. Artinya, petani jangan sembarangan memakai pestisida,” jelasnya.

Sampai saat ini, imbuh Sukarjoko, tidak ada satu pun varietas padi yang tahan wereng. Penyemprotan hama wereng sebisa mungkin juga harus bersamaan pada hamparan sawah yang sama. Kalau tidak bersamaan, maka wereng hanya akan berpindah tempat secara terus menerus.

Selain itu, terangnya, penanaman padi juga dilakukan secara serempak agar pengendalian wereng lebih mudah. “Pola tanam padi-padi-palawija juga harus dilakukan agar bisa memutus siklus wereng,” katanya. (fas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya