SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, CILACAP &mdash;</strong> Petani di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menolak rencana Kementerian Perdagangan mengimpor beras hingga 2 juta ton demi memenuhi kebutuhan tahun 2018. "Petani di Kabupaten Cilacap secara umum, khususnya di Kecamatan Kedungreja, menilai rencana impor beras itu kurang cocok," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani Sri Martani Wasimun di Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap, Jumat (28/9/2018).</p><p>Menurut dia, tulis<em> Antara</em>, hal itu disebabkan hasil panen di Kabupaten Cilacap yang merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah melimpah. Selain itu, sambung dia, impor beras akan berdampak pada penurunan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani. "Sekarang saja, harga GKG mengalami penurunan. Kemarin mencapai Rp5.500/kg, sekarang turun menjadi Rp5.200/kg," katanya.</p><p>Sementara itu, harga beras di pasaran, kata dia, hingga saat ini masih tergolong stabil dan tidak ada warga yang mengeluhkan adanya lonjakan bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, lanjut dia, impor beras dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan harga beras yang saat sekarang cenderung stabil. "Jangan-jangan nanti pada masa paceklik, harga beras akan makin turun. Padahan biaya produksi pertanian cenderung meningkat," katanya.</p><p>Penolakan rencana impor beras juga disampaikan Ketua Kelompok Tani Bojongsari, Agus Asy`ari, karena hal itu dikhawatirkan akan menurunkan kesejahteraan petani. "Dengan adanya impor (beras), harga mungkin akan menurun, sehingga kami menolak rencana tersebut. Apalagi untuk kebutuhan sekarang karena hasil panen kemarin tergolong bagus sehingga impor tidak perlu dilakukan," katanya di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap.</p><p>Di sisi lain, kata dia, biaya produksi pertanian seperti obat, pestisida, dan sebagainya cenderung meningkat sehingga akan memberatkan petani. Padahal, lanjut dia, kebutuhan hidup petani termasuk biaya sekolah anak-anaknya ditopang dari hasil menjual gabah, "Oleh karena itu, jika impor tetap dilakukan, harga beras akan turun, dan hati petani akan menjerit. Kasihan petani, karena kebutuhan petani sangat banyak dan hanya mengandalkan padi," katanya.</p><p>Dalam kesempatan terpisah, Ketua Kelompok Tani Organik "Bina Sari Alam", Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Hadzik Usman mengatakan impor beras tidak perlu dilakukan karena akan menyengsarakan petani. "Kemarin kan hasil panennya tergolong bagus, untuk apa impor beras," katanya.</p><p>Sebelumnya, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan surplus beras di kabupaten itu sudah mencapai 380.000 ton dan diharapkan bisa naik lagi. "Dengan demikian, masyarakat tidak perlu takut kekurangan beras dan impor tidak perlu dilakukan karena di Cilacap sudah mencukupi kebutuhan," katanya.</p><p><em><b><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</b></em></p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya