SOLOPOS.COM - Sejumlah petani di Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Klaten, beberapa waktu lalu melakukan geropyokan tikus. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah petani di Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Klaten, beberapa waktu lalu melakukan geropyokan tikus. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Sejumlah petani di Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Klaten membasmi hama tikus yang menyerang tanaman dengan menggunakan setrum. Dalam satu malam mereka mengaku dapat memperoleh  ratusan ekor tikus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dibanding pembasmian konvensional yang menggunakan alat-alat pacul, linggis dan sebagainya, pembasmian dengan memasang kawat dialiri setrum jauh lebih efektif. Ini sudah kami buktikan bersama tiga pemilik sawah dengan luas kira-kira 10.000 meter persegi, bisa mendapat ratusan ekor mulai pukul 18.00-22.00 WIB,” ujare Ketua Kelompok Tani Bulurejo, Sugeng Suwarto ketika ditemui Solopos di kediamannya, Senin (17/12/2012).

Seperti diwartakan,  sekitar 70 persen tanaman padi di Kecamatan Juwiring dari luas hamparan 2.000 hektare puso. Hal itu terjadi akibat serangan hama tikus yang mengganas di sebagian besar wilayah kecamatan tersebut.

“Dari seluruh atau 19 desa di Kecamatan Juwiring, hanya Jetis dan Jaten yang tanaman padinya relatif sedikit diserang hama tikus. Serangan yang parah terjadi di Kecamatan Juwiring sebelah timur seperti Desa Tanjung, Bolopleret, Kwarasan dan sebagainya. Di wilayah itu sebagian besar tanaman padi yang ditanam di sawah hancur diserang tikus,” ujar Fasilitator Desa Kecamatan Juwiring, Martono ketika ditemui di Juwiring, akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut Sugeng, menuturkan penyetruman itu tidak membahayakan manusia. Sebab saat menyetrum mereka menunggui di sawah dan warga sekitar dinilai telah faham. Selain itu ketika ada orang yang mendekat dia langsung dikejar menggunakan sepeda motor.

“Setrum yang kami gunakan ditimbulkan dari mesin genset dengan kekuatan voltase 220 volt. Sehingga kalau ada orang yang kesetrum masih bisa lepas. Beda kalau menggunakan setrum curian dari kabel tegangan tinggi yang voltasenya mencapai 150.000 volt, tentu sulit sekali melepaskan diri.”

Ia menambahkan jika seluruh petani menggunakan setrum dalam membasmi tikus, dia optimistis dalam sepekan tikus akan habis. Meski demikian tak semua petani sepakat dengan langkah yang ditempuh beberapa petani di Bulurejo. Hal itu di antaranya dikemukakan salah seorang petani Kwarasan, Juwiring, Tono, 48.

Dia menjelaskan kendati serangan hama tikus di desanya parah, dia dan petani lainnya di Kwarasan menolak menggunakan setrum. Sebab hal itu dinilai membahayakan. “Saya pilih geropyokan tapi kami lakukan secara massal saja. Dalam sehari geropyokan seperti itu bisa mendapat 500 tikus lebih. Bagi kami geropyokan semacam itu sudah lumayan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya