SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Solopos.com) – Puluhan petani di Klaten yang sudah melaksanakan proses agroindustri mendapatkan bantuan alat produksi pengolah hasil pertanian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Klaten. Bantuan itu diserahkan kepada perwakilan kelompok petani, Rabu (27/7/2011).

Mereka yang mendapatkan bantuan adalah kelompok tani dari dua kecamatan yakni Desa Jimus, Polanharjo dan Desa Jeblok serta Padas, Karanganom. Bantuan yang diberikan berupa mixer, freezer, kompor gas, oven besar, timbangan digital 200 gram, wajan teflon, penggiling daging, tabung gas elpiji, regulator dan lainnya. Total nilai bantuan sebesar senilai Rp 39,9 juta dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah. “Bantuan diberikan kepada petani ikan yang masuk kriteria kawasan minapolitan dengan harapan dapat membantu para kelompok tani untuk melakukan proses agroindustri,” Kabid Perencanaan Ekonomi Bappeda Klaten, Anggoro Budi Warsito.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut Anggoro, selama ini petani masih kesulitan untuk mendapatkan alat untuk pengolahan hasil pertanian. Dengan bantuan peralatan itu, proses produksi di kawasan minapolitan di Klaten bisa semakin berkembang. “Bantuan untuk daerah minapolitan merupakan kali pertama ini dan rencananya menjadi program lima tahun,” ujar Anggoro.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam kesempatan itu, salah satu perwakilan dari kelompok petani Darma Winata, Desa Jeblok, Kecamatan Karanganom, Abdul Ngalim mengatakan, dengan bantuan peralatan produksi diharapkan akan mempermudah proses produksi pengolahan makanan berbahan baku ikan. Dia mengharapkan, pada tahun 2014, di desanya menjadi pusat sentra minapolitan dengan hasil olahan yang lebih banyak. Selama ini, kata Abdul, Desa Jeblok mampu menghasilkan panen ikan 10 ton per bulan. “Desa kami memroduksi abon ikan sebanyak 20 kilogram tiap bulan yang dikirim ke Semarang, Jogja dan sejumlah kota di Soloraya,” papar Abdul.

Petani lain asal Karanganom, Arif, menyatakan kendala yang dihadapi sebagian besar petani yakni tingginya biaya operasional untuk pakan ikan yang mencapai Rp 210 ribu per sak dengan isi 30 kilogram. “Padahal harga jual hasil produksi belum naik, khawatir ditinggal pelanggan,” paparnya.

m98.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya