SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

SOLO–Ketika artis Raffi Ahmad ditahan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), masyarakat gaduh. Media massa ramai-ramai memberitakannya. Ternyata, dunia artis begitu dekat dengan penyalahgunaan narkoba. Seiring perjalanan waktu, kegaduhan itu berangsur hilang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebenarnya, peredaran narkoba tak hanya di kalangan artis. Pejabat, pengusaha hingga warga biasa juga rentan terjerat narkoba. Solo juga demikian. Banyak cerita tentang peredaran narkoba di Kota Bengawan. Ya, tingkat peredaran narkoba di Solo tergolong tinggi di tingkat Jateng.

Simak penuturan bekas pencandu narkoba yang dekat dengan kalangan atas, sebut saja S.  Menurut S, pencandu narkoba dari kalangan pejabat memiliki kebiasaan berpesta bareng-bareng.

Mereka biasanya menyewa hotel hingga tempat hiburan malam. “Kadang kami kenal baik dengan bos hotelnya,” kata S saat ditemui  kepada JIBI/SOLOPOS, Sabtu (9/2/2013) malam.

S dulu adalah anggota DPRD di daerah Soloraya. Selama 10 tahun mengonsumsi narkoba, ia nyaris mencicipi semua lokasi pesta narkoba di Kota Solo. Ia bukan sekadar pengonsumsi narkoba dalam frekuensi harian, melainkan per dua jam lantaran saking ketergantungannya kepada narkoba. Tak heran, ke mana pun ia pergi, di dalam tasnya selalu tersedia narkoba.

Rekan-rekan S sendiri juga dari kalangan pejabat, pengusaha, aparat hingga kurir dan bandar narkoba. Mereka berdatangan dari Jakarta, Jogja, Semarang hingga Surabaya. Selama menggelar pesta narkoba, S sama sekali tak waswas berurusan dengan aparat lantaran backing mereka juga dari kalangan aparat. “Aparat sekelas perwira menengah ke atas itu ikut bersama kami. Jadi, kami cukup aman,” akunya.

Menurut S, aparat kelas teri tak ada yang berani berpesta narkoba di kalangan pejabat. Namun, mereka tahu bahwa atasannya juga mengonsumsi narkoba. “Aparat kelas teri hanya disuruh menangkapi pengguna narkoba kelas teri juga. Itu sebagai ganti agar aparat kelihatan bertugas,” jelasnya.

Salah satu narkoba yang digemari S ialah jenis sabu-sabu dan inex. Dua jenis narkoba itu dianggap sesuai dengan kepribadiannya yang tertutup atau introvet. Hal ini jelas berbeda dengan rekan-rekannya yang menggemari jenis heroin atau putaw. “Saya itu yang penting fly dan pikiran tenang di tengah keramaian. Kalau teman-teman itu sampai joget dan pesta seks segala,” tuturnya.

Soal pesta seks, kata S, tradisi yang diselenggarakan para pencandu narkoba ialah mula-mula dengan membawa pasangan sendiri-sendiri. Tiba di lokasi dan memakai narkoba, ritual selanjutnya ialah seks bebas dengan saling bertukar pasangan secara berganti-ganti sampai pagi.

“Ada yang di dalam kamar tidur hingga kamar mandi. Yang jelas, siapa pun boleh memakai semua perempuan yang tersedia,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya